Aktivitas Produksi Pabrik di Jepang Melambat pada Februari, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Aktivitas manufaktur Jepang berkembang pada laju paling lambat pada Februari karena produksi mulai berkontraksi. Hal ini menggarisbawahi dampak berkepanjangan gangguan rantai pasokan global terhadap ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Sementara itu, aktivitas di sektor jasa juga menyusut pada tingkat tercepat sejak Mei 2020 karena permintaan melemah setelah negara itu melihat infeksi virus corona melonjak ke rekor karena varian Omicron.

Senin (22/2), Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur au Jibun Bank Flash Japan  turun ke penyesuaian musiman 52,9 dari 55,4 akhir di bulan sebelumnya.


"Produsen mengisyaratkan pengurangan produksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan, meskipun tingkat kontraksi jauh lebih lembut daripada yang terlihat di sektor jasa yang dominan," kata Usamah Bhatti, ekonom di IHS Markit, dikutip dari Reuters, Senin (22/1)

Baca Juga: Ratu Elizabeth dari Inggris Terjangkit COVID-19

Bhatti pun mengungkapkan bahwa hasil survei menunjukkan perpanjangan waktu pengiriman pun memperburuk kekurangan bahan sehingga menyebabkan harga input naik pada tingkat tercepat sejak Agustus 2008. "Perusahaan terus melaporkan bahwa kenaikan harga input dan kekurangan bahan, terutama bahan bakar dan logam terus mengurangi aktivitas sektor swasta," imbuh Bhatti.

Oleh karenanya, baik produsen dan perusahaan sektor jasa menjadi kurang optimis tentang kondisi bisnis dalam 12 bulan ke depan.

Indeks PMI untuk Layanan Flash au Jibun Bank merosot ke penyesuaian musiman 42,7 dari akhir bulan sebelumnya di level 47,6. Sementara itu, 

Flash au Jibun Bank Flash Japan Composite PMI, yang dihitung dengan menggunakan manufaktur dan jasa, turun ke 44,6 dari final Januari di 49,9, menandai level terendah sejak Juni 2020 di 40,8.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi