Akuisisi 51,94% saham Dwi Guna Laksana (DWGL), Hawthorn akan gelar tender offer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyusul transaksi pasar negosiasi yang melibatkan 51% saham PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) pada Kamis (11/4), Hawthorne-Capital Investment Pte Ltd mengumumkan pengambilalihan perusahaan pertambangan dan perdagangan batubara ini.

Dalam pengumuman pengambilalihan pada tanggal 12 April 2019, Hawthorn mengungkapkan bahwa perusahaan investasi ini telah menjadi pengendali baru DWGL karena Hawthorn telah memiliki 51,94% saham Dwi Guna Laksana. "Sebagai akibat dari transaksi di atas, telah terjadi perubahan pengendali secara langsung yang akan dilanjutkan dengan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan POJK 09/2018," ungkap direksi Hawthorn-Capital Investment Pte Ltd pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (30/4).

Hawthorn merupakan perusahaan investasi berbasis Singapura yang didirikan pada November 2017. Hawthorn terdaftar dalam Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA) pada 30 Mei 2018 dan beralamat resmi di Hong Leong Building, Singapura.


"Tujuan transaksi ini tercapai karena kesepakatan antara pengendali lama dan Hawthorn. Hawthorn menilai bahwa industri DWGL secara umum masih memiliki potensi yang besar yang dapat memberikan nilai tambah bagi Hawthorn," imbuh perusahaan investasi ini dalam pengumuman.

Sekadar informasi, transaksi saham yang melibatkan 51% saham DWGL ini terjadi pada Kamis (11/4). Transaksi di pasar negosiasi ini terjadi tiga kali di harga Rp 95 per saham. Transaksi atas 4,48 miliar saham atau 51% modal disetor Dwi Guna ini bernilai sekitar Rp 426,16 miliar.

Jumlah saham yang ditransaksikan ini setara dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham terbesar DWGL yakni PT Energi Batubara Indonesia. Per Juni 2018, Energi Batubara memiliki 51,94% saham DWGL.

Pemegang saham lain DWGL adalah PT Dian Ciptamas Agung 9,11%, PT Prima Samoda 3,06%. Sisanya 35,89% adalah saham publik dengan kepemilikan kurang dari 5%.

Pada tahun 2018, Dwi Guna Laksana mencatat pendapatan usaha Rp 1,44 triliun. Pendapatan ini melonjak 113,94% daripada pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp 672,88 miliar. Pendapatan DWGL ini pun lebih tinggi ketimbang tahun 2016 yang mencapai Rp 1,03 triliun.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan perdagangan batubara ini mencatat rugi bersih Rp 30,91 miliar. Kerugian ini menyusut 96,37% jika dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp 850,90 miliar.

Kerugian yang mengecil ini akibat lonjakan pendapatan, serta penurunan beban operasional. Selain itu, DWGL mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 54,39 miliar dari beban lain-lain tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430,56 miliar. Pendapatan lain-lain ini berasal dari penjualan entitas anak senilai Rp 373,62 miliar.

Hari ini, harga saham DWGL turun 1,09% ke Rp 91 per saham. Dalam tiga bulan terakhir, harga rata-rata saham DWGL berada di Rp 137 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati