KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) mengakuisisi saham entitas anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (
KRAS). Total nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 3,24 triliun. Anak usaha KRAS, PT Krakatau Sarana Infrastruktur, menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atau
Conditional Shares Sale and Purchase Agreement (CSPA) dengan TPIA pada Jumat (30/12). Diikuti dengan
Shareholders Agreement (SHA) yang diteken Selasa (3/1). Penandatanganan CSPA dan SHA merupakan rangkaian dari proses divestasi saham KSI pada anak perusahaannya yaitu PT Krakatau Daya Listrik dan PT Krakatau Tirta Industri. Dalam CSPA disepakati rencana pembelian saham Krakatau Sarana Infrastruktur di Krakatau Daya Listrik oleh Chandra Asri sebesar 70% dan saham Krakatau Sarana Infrastruktur di Krakatau Tirta Industri sebesar 49%.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menyoroti bahwa akuisisi entitas anak usaha KRAS di bidang listrik dan air bisa menjadi sinergi dengan operasional TPIA dan rencana strategis transisi energi bersih. Aksi ini menjadi peluang untuk melakukan pengembangan usaha secara horizontal, terutama diversifikasi bisnis. "Di samping perluasan aset, aksi korporasi tersebut kami lihat dapat meningkatkan prospek bisnis TPIA ke depannya," kata Desy kepada Kontan.co.id, Selasa (3/1).
Baca Juga: Krakatau Steel Teken Perjanjian Jual Beli Saham dengan Chandra Asri Senilai Rp 3,24 T Sebagai
market leader di industri petrokimia, Desy melihat prospek kinerja dan bisnis TPIA masih cemerlang. Apalagi
barrier to entry ke industri ini cukup besar, membuat kompetisi tidak begitu besar. Desy pun memberikan rekomendasi
buy saham TPIA dengan target Rp 2.520 per saham. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani juga berpandangan akuisisi pada entitas anak KRAS berpotensi meningkatkan pendapatan TPIA dari diversifikasi. Prospek bisnis TPIA juga apik, meski saat ini ada sejumlah catatan. Arjun menyoroti TPIA yang sedang mengalami kerugian dan secara
price to book value (PBV) yang terbilang
overvalued dibandingkan rata-rata emiten di sektor barang baku. Terlebih, dalam tiga hari perdagangan beruntun, saham TPIA mengalami koreksi. Pada perdagangan kemarin (3/1), TPIA ditutup turun 1,59% ke posisi harga Rp 2.470. Untuk saat ini, Arjun pun merekomendasi
hold terlebih dulu untuk saham TPIA.
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Akuisisi Anak Usaha Listrik dan Air Krakatau Steel (KRAS) Sedangkan untuk KRAS, Arjun menilai aksi divestasi pada entitas anak usahanya bisa memberikan ruang yang lebih banyak untuk memperbaiki kinerja. Secara PBV dan
price to earning ratio (PER) pun KRAS masih tergolong
undervalued. Hanya saja, secara teknikal gerak saham KRAS masuk periode konsolidasi. Kemarin, saham KRAS merosot 0,61% ke level Rp 326. Saat ini Arjun juga masih merekomendasikan hold untuk saham KRAS. Sebagai informasi, Direktur Utama Krakatau Sarana Infrastruktur Agus Nizar Vidiansyah menegaskan bahwa transaksi ini akan dilakukan setelah masing-masing pihak baik Krakatau Sarana Infrastruktur maupun Chandra Asri telah memenuhi kondisi prasyarat sesuai dengan yang telah disepakati dalam CSPA. Sedangkan penandatanganan SHA merupakan salah satu dari beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi dalam CSPA. "Oleh karena itu SHA itu belum menjadi efektif saat ini dan baru akan efektif setelah seluruh prasyarat telah terpenuhi, yaitu pada tanggal penutupan," ujar Agus dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (3/1).
Baca Juga: Inilah Saham Blue Chip Tahun 2023 Yang Diprediksi Punya Prospek Bagus Agus menambahkan, proses divestasi anak usaha KSI dilakukan untuk keperluan pemenuhan kewajiban KRAS sesuai Perjanjian Kredit Restrukturisasi dengan kreditur. Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk mewujudkan sinergi bisnis antara Chandra Asri dan Krakatau Steel Grup. Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra, menyampaikan pihaknya antusias mengeksekusi strategi
programmatic M&A untuk memposisikan Chandra Asri pada pertumbuhan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. Erwin bilang, akuisisi “bolt-on” ini didukung dengan arus kas yang stabil serta dukungan dari bank untuk pendanaan. "Strategi ini semakin meningkatkan fundamental bisnis kami dan membuka banyak sinergi menarik, antara lain untuk diversifikasi pendapatan dalam utilitas pendukung serta selaras dengan rencana ekspansi kompleks petrokimia kedua dan industri hilir berskala dunia,” ujar Erwin.
Baca Juga: Menyaring Saham-Saham Pilihan LQ45 dan KOMPAS100 Menjelang Rotasi Sektor Tahun 2023 Sebagai informasi, Krakatau Daya Listrik saat ini tengah mengembangkan usaha dari energi terbarukan yang selaras dengan strategi Chandra Asri dalam menerapkan transisi energi hijau. Krakatau Daya Listrik belum lama ini meluncurkan
brand yang akan menaungi produk energi terbarukan bernama ERICS (Empowering Renewable Energy of Indonesia with Krakatau Solution). Selama tahun 2022 ERICS sudah meluncurkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah area di Cilegon, Banten. Termasuk di area waduk Kerenceng milik Krakatau Tirta Industri. Sementara itu, Chandra Asri saat ini juga mengimplementasikan transisi energi hijau. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati