Akuisisi, Dapen Pertamina siapkan Rp 2,2 triliun



JAKARTA. Dana Pensiun Pemberi Kerja PT Pertamina (Persero) menyiapkan dana sebesar Rp 2,2 triliun untuk mengakuisisi dua lembaga keuangan. Di antaranya, senilai Rp 2 triliun untuk akuisisi bank dan Rp 200 miliar lainnya untuk menambah kepemilikannya di Asuransi Jiwa Tugu Mandiri. Helmi Kamal Lubis, Direktur Utama Dapen Pertamina mengakui hal tersebut. Menurut dia, akuisisi bank dan perusahaan asuransi jiwa sejalan dengan bisnis pengelolaan dana pensiun. "Kami bisa menjalankan bisnis dana pensiun di perusahaan asuransi jiwa, dan bank akan membantu dalam mendistribusikan produk kami lewat bancassurance," ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Keinginan Dapen Pertamina mengakuisisi Tugu Mandiri, sebetulnya, bukan cerita baru. Pihaknya telah lama memendam hasrat untuk menjadi pemegang saham pengendali di Tugu Mandiri. Akan tetapi, belum terjadi kesepakatan di antara pemegang saham Tugu Mandiri yang antara lain, Tugu Pratama Indonesia dan PT Timah Tbk. Saat ini, komposisi saham Dapen Pertamina di Tugu Mandiri sebanyak 47,42%. Sementara, TPI mengempit 22,72% melalui anak usahanya, yakni PT Tugu Pratama Interindo, sedangkan Timah mengantongi 28,78%, serta sebagian kecil sisanya dimiliki oleh Negara RI. Dengan tambahan modal Rp 200 miliar, Dapen Pertamina berhitung, paling tidak porsi sahamnya akan membengkak menjadi 80% - 90%. Namun, aksi korporasi untuk mempertebal kepemilikan sahamnya di Tugu Mandiri ini terkendala dengan perbedaan valuasi harga saham. Belum ada titik temu terkait selisih harga yang jauh dari keinginan Dapen Pertamina. Kendati demikian, Helmi optimistis, persoalan ini segera tuntas. Pasalnya, salah satu pemegang saham Tugu Mandiri berniat menjadi pemegang saham pengendali di Tugu Reasuransi, dimana Dapen Pertamina juga tercatat memiliki saham sebesar 17,46% di Tugu Re. "Kami akan lepas kepemilikan di Tugu Re. Di sisi lain, TPI akan melepas kepemilikannya di Tugu Mandiri. Seperti bertukar. Memang, kami lebih tertarik memperbesar perusahaan asuransi jiwa yang sudah kami miliki ketimbang membentuk perusahaan asuransi jiwa baru atau akuisisi," ungkapnya. Dalam rencana bisnis tahun ini, Yasril Y Rasyid, Direktur Utama TPI mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan restrukturisasi kelompok usaha. Salah satunya, yakni mencari mitra strategis untuk Tugu Mandiri dan menjadi pemegang saham pengendali di Tugu Re. "Kami juga mengkaji untuk divestasi pada anak usaha yang lain," imbuh dia. Akuisisi bank Apabila rencana Dapen Pertamina menguasai Tugu Mandiri tak berkerikil, selanjutnya pengelola dana pensiun perusahaan migas pelat merah tersebut akan mengakuisisi bank. Penyertaannya di bank bakal mendukung kelangsungan bisnis pengelolaan dana pensiun, serta asuransi jiwa yang akan dikembangkannya. "Kami sudah siapkan Rp 2 triliun untuk akuisisi bank. Kami berharap, jumlah itu setara dengan 40% kepemilikan saham di bank yang bernilai Rp 5 triliun. Kami sedang melihat-lihat. Kalau transaksi di Tugu Mandiri dapat diselesaikan dalam 1 - 2 bulan ini, kami ingin akuisisi bank juga bisa tahun ini," tutur dia. Sebetulnya, Dapen Pertamina mengempit saham di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Namun, itu pun kurang dari 5%. Perseroan dengan senang hati untuk menambah porsi sahamnya di bank murni syariah tersebut. Namun, ia bilang, valuasi harga saham di Bank Muamalat terlampau tinggi. Itu artinya, Dapen Pertamina harus merogoh kocek lebih dalam. "Untuk akuisisi bank, sepertinya kami akan cari bank selain Muamalat. Harganya terlalu tinggi, tidak masuk anggaran yang kami siapkan, yakni Rp 2 triliun. Itu pun, kami perlu persetujuan dari dewan pengawas baru yang akan berganti pada 1 Juni 2015 ini. Kami tunggu saja lah, rencananya tetap untuk menambah kepemilikan di Tugu Mandiri dan akuisisi bank," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan