Akuisisi ERAA bisa sedikit jumawa



JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) memperkuat kinerja dengan mengakuisisi perusahaan reseller Apple asal Malaysia, CG Computers SDN Bhd. Melalui anak usahanya, PT Erafone Artha Retailindo, ERAA berencana mengakuisisi 600.000 saham CG Computers setara 60% total saham.

Marisa Wijayanto, Analis Buana Capital menilai akuisisi ini bisa meningkatkan margin ERAA. Pasalnya selama ini, margin produk Apple lebih besar dibanding produk lain.

Matthew Wibowo, Analis Mandiri Sekuritas mengatakan, dengan akuisisi, ERAA berkesempatan mendatangkan produk Apple lebih banyak sehingga lebih kompetitif. "Saat ini kontribusi ke revenue masih kecil,"  kata dia.


Menurut Matthew, kontribusi terbesar dari Samsung. Namun, inventory produk Samsung meningkat.

Priscilla Tjitra dan Ella Nusantoro, Analis Credit Suisse dalam riset 31 Oktober 2014 menyebutkan, over-supply produk Samsung di Indonesia menyebabkan penurunan margin. Pasalnya, Samsung meminta distributor termasuk ERAA mengambil lebih banyak persediaan. Meski demikian, masa inventory Samsung menyusut menjadi 59 hari dari 72 hari pada Juni 2014. Princilla berharap, ini berlanjut di kuartal IV-2014.

Marisa berharap ERAA bisa negosiasi dengan Samsung mengurangi pasokan barang. Pasalnya, pasokan tinggi, modal kerja juga tinggi. Padahal, ERAA membiayai modal kerja dengan pinjaman bank sehingga bisa tertekan bunga.

Priscilla menyebut, Samsung menjadi merek terkemuka di ERAA pasca Blackberry. Namun, kontribusi terhadap margin terbilang rendah dibanding merek lain. Ponsel Venera yang diproduksi ERAA kontribusinya masih kecil pada pendapatan. "Kontribusinya masih di bawah 10%," ujar Marisa. Menurut dia, kontribusi ponsel Venera tak signifikan.

Meski  memproduksi ponsel merek Venera, kendala logistik masih membayangi ERAA. Pasalnya, bahan baku pembuatan ponsel dari luar negeri.

Matthew bilang, margin Venera masih kecil. "Sampai saat ini belum ada konfirmasi dari ERAA membuat tipe Venera lebih canggih atau lebih mahal," ujar dia. ERAA juga tengah menjajaki penjualan produk ponsel terkemuka asal China, Xiaomi.

Matthew memperkirakan pendapatan ERAA tahun ini Rp 14,4 triliun naik 12,4% dari tahun lalu Rp 12,7 triliun. Sedangkan laba bersih turun turun 21,4% menjadi Rp 274 miliar dari Rp 349 miliar.

Priscilla rekomendasi, underperform di Rp 1.100. Marisa menyarankan, buy di Rp 1.330. Dan Matthew memasang, neutral di Rp 1.000. Rabu (12/11) harga ERAA naik 2,68% ke Rp 1.160.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana