Akuisisi Google atas Motorola bikin nilai RIM naik dua kali lipat



CALIFORNIA. Gelombang akuisisi yang terjadi pada aset mobile-phone dalam satu dekade terakhir kemungkinan ikut mendongkrak harga jual Research In Motion (RIM) lebih dari dua kali lipat. Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, akuisisi terbesar dalam sepuluh tahun terakhir di sektor wireless dan produsen alat telekomunikasi diprediksi mencapai nilai US$ 27 miliar pada tahun ini. Akuisisi terbesar dipimpin oleh Google Inc yang mencaplok Motorola Mobility Holdings Inc dan patennya Nortel Networks.Menurut estimasi Morgan Keegan & Co, setelah Google menyetujui untuk mengakuisisi Motorola, nilai RIM yang merupakan produsen BlackBerry saat ini mencapai US$ 25 miliar. Saham RIM sendiri kemarin (19/8) ditransaksikan naik sebesar 8,1%. Saham RIM memang sempat terjungkal setelah iPhone keluaran Apple Inc dan platform Android keluaran Google memakan pangsa pasarnya. Stewart Capital menilai, setelah Google berhasil memenangkan bisnis handset Motorola, saat ini, RIM kemungkinan akan menarik minat dari Samsung Electronics Co dan Microsoft Corp.

Dengan mengakuisisi RIM, pembeli akan mendapatkan produsen smartphone yang masih dominan di bisnisnya, memiliki sistem operasi sendiri, serta menawarkan keamanan yang hebat dalam server emailnya. Dengan membayar RIM dua kali lipat lebih mahal dari valuenya sebesar US$ 13,5 miliar, harga itu masih sangat murah bagi pesaingnya. "Hal ini memberikan skala akusisi yang potensial dan pangsa pasar yang lebih besar di mana saat ini ebih didominasi oleh Google dan Apple. Membeli RIM patut dipertimbangkan oleh Samsung karena Google sudah menjadi pesaing utama," jelas Malcom Polley, chief investment officer Stewart Capital di Pennsylvania. Juru Bicara Samsung, Titus Kim, menolak berkomentar apakah perusahaannya tengah mempertimbangkan untuk membeli RIM. Sedangkan Peter Wootton, Juru Bicara Redmond, bilang pihaknya tidak akan berkomentar berdasarkan rumor atau spekulasi. Hal senada juga diungkapkan oleh Marisa Conway, jurubicara RIM.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie