KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kenaikan pendapatan 6,11% pada semester pertama tahun ini menjadi Rp 2,80 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, TOWR mencetak pendapatan Rp 2,64 triliun. Sebagian besar pendapatan Sarana Menara Nusantara berasal dari penyewaan menara. "Kebanyakan berasal dari organic growth karena Komet Infra Nusantara cuma berkontribusi sebulan untuk pendapatan," kata Wakil Direktur Utama TOWR, Adam Ghifari, Rabu (1/8). Emiten menara ini mengungkapkan bahwa Komet Infra Nusantara memiliki pendapatan rata-rata Rp 325 miliar per tahun. Pendapatan anak usaha baru ini bulan Juni 2018 juga diklaim lebih besar 12,9% dibandingkan dengan pendapatan Maret 2018.
Grup TOWR secara konsolidasi per akhir Juni 2018 memiliki 16.700 menara dengan tambahan sebanyak 807 menara yang diperoleh secara organik dan juga tambahan menara sebanyak 1.369 menara yang berasal dari Komet Infra Nusantara. TOWR berharap akan ada pertumbuhan penyewa yang pada semester kedua ini. "Kami berharap untuk memperoleh pendapatan dari penyelesaian 1.100 pesanan penyewa yang ada di pipeline di semester kedua yang akan datang," kata Aming Santoso, Direktur Utama TOWR, Selasa (31/7). Pada semester pertama lalu, margin laba kotor TOWR sebesar 76,16%, turun tipis ketimbang periode yang sama tahun lalu 78,04%. Laba bersih TOWR dalam enam bulan pertama tahun ini turun 1,42% menjadi Rp 1,08 triliun dari sebelumnya Rp 1,09 triliun. Total aset TOWR melonjak 26,99% menjadi Rp 23,83 triliun per akhir Juni ketimbang akhir Desember tahun lalu pada Rp 18,76 triliun. Lonjakan aset ini tampak pada kenaikan aset tetap menjadi Rp 15,47 triliun dari sebelumnya Rp 12,60 triliun. Kenaikan aset ini adalah penambahan aset menara kepemilikan langsung. Piutang usaha pihak ketiga pun melonjak menjadi Rp 2,17 triliun dari sebelumnya Rp 606,87 miliar. Pada liabilitas, pendapatan yang ditangguhkan TOWR melonjak menjadi Rp 2,97 triliun dari sebelumnya Rp 927,17 miliar. Sedangkan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun naik menjadi Rp 1,49 triliun dari sebelumnya Rp 633,82 miliar.