JAKARTA. PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty) tahun ini fokus mengembangkan bisnis dengan melakukan akuisisi lahan dan pengembangan proyek-proyek penghasil pendapatan berulang (recurring income).

Untuk itu, Wika Realty menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 360 miliar. Sekitar 30% capex bersumber dari khas internal, dan selebihnya dari eksternal. Seperti suntikan dana dari induk usaha sebesar Rp 150 miliar.

Direktur Keuangan Wika Realty, Sigit Budi Santoso mengatakan sekitar Rp 200 miliar capex akan digunakan untuk mengakuisisi lahan. “Saat ini kita sedang membidik lahan di sejumlah daerah seperti Makassar, Balikpapan, Surabaya, Jambi,” kata Sigit, Selasa (3/3).

Sementara sisanya Rp 160 miliar akan digunakan untuk menggarap proyek-proyek baru dan mengakuisisi beberapa proyek pengembang yang sedang berjalan. Dengan begitu, bisa mendatangkan pemasukan dengan cepat. Sekitar 60% akan digunakan untuk proyek high rise dan 40% untuk landed house.

Menurut Sigit, Wika Realty akan mengembangkan proyek-proyek recurring income seperti hotel dan kondotel. Kendati demikian, perusahaan juga tetap membangun apartemen dan landed house.

Semester I tahun ini, Wika Realty akan membuka dua kondominium di Bali yakni Tamansari Jivva di Klungkung dan Tamansari Jineng di Kuta. Taman sari Jineng akan dioperasikan sebagai hotel bintang empat dan dikelola oleh Golden Tulip anggota dari Perancis Louvre Group. Sekitar 60% kamar hotel akan disewa dan 40% dijual ke investor.

Disamping itu, Wika Realty juga akan mengerjakan proyek perkantoran Tamansari Parama di Jln Wahid Hasyim dan Tamansari Caraka di Jln TB Simatupang. “Tamansari Caraka sudah mendapat izin fondasi,” ujar Sigit.

Selain itu, Wika realty juga telah menyiapkan dua proyek condotel baru di Bali yakni Tamansari Gangga di Tabanan dan Tamansari Payangan Giannyar dan mempersiapkan pengembangan high rise building  di atas lahan seluas 10.825 meter persegi (m²) di Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan