JAKARTA. Pertumbuhan kinerja emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) makin cemerlang. Ini terjadi pasca TBIG membeli menara milik PT Indosat Tbk sebayak 2.500 unit menara di awal tahun ini. Alhasil, perusahaan milik Saratoga Capital dan Provident Capital ini, sampai kuartal III 2012 mampu meningkatkan pendapatan 65,18% menjadi Rp 1,14 triliun. Buntutnya, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik juga meningkat 57,05% menjadi Rp 504,96 miliar year-on-year. Analis Danareksa Sekuritas, Chandra S. Pasaribu menyebut, pertumbuhan pendapatan TBIG berasal dari peningkatan jumlah menara. Pasca pembelian menara Indosat, jumlah menara TBIG bertambah menjadi 6.714 unit.
Manajemen TBIG pun menyebut, total penyewa tower TBIG juga meningkat menjadi 12.953 perusahaan. "Tower hasil akuisisi menyumbang sedikitnya dua per tiga dari pendapatan TBIG per September 2012," tutur Chandra. TBIG mendapat keuntungan lebih dari pembelian menara tersebut. Pertama, menara yang dibeli sudah mempunyai pelanggan bekas si pemilik lama menara. Kedua, menara tersebut sudah berdiri sehingga, TBIG tidak perlu membuang waktu membangun. Tahun depan, TBIG berencana melanjutkan akuisisi menara Indosat sebanyak 7.500 unit dan 19.000 base transceiver station (BTS). Kinerja tumbuh Handoko Widjojo, analis IndoPremier Securities mengatakan, akuisisi menara ini akan meningkatkan kinerja TBIG sampai akhir tahun ini. "Kami percaya, tren ini akan berlanjut dalam ke depannya," tulis dia dalam risetnya. Karena itu, Handoko yakin, pendapatan dan laba bersih TBIG akan meningkat sampai tahun depan. Dia menghitung, sampai akhir tahun pendapatan TBIG bisa sebesar Rp 1,82 triliun. Adapun, laba bersih bisa mencapai Rp 886 miliar. Sedangkan di tahun depan, pendapatan TBIG bisa sebanyak Rp 2,59 triliun dengan laba bersih Rp 1,32 triliun. Chandra sependapat. Dia yakin, pendapatan TBIG akan tumbuh 30%-40% year on year. Namun, di 2013 pendapatan TBIG tidak akan naik pesat seperti tahun ini. Sebab, akuisisi TBIG di tahun ini sudah cukup banyak. "Saya prediksi paling banter penambahan menara hanya 300 sampai 400 unit per kuartal atau 1.500 menara per tahun," proyeksi Chandra.
Handoko pun bilang, belanja modal TBIG tahun depan tidak akan sebesar di 2012. Proyeksi Handoko, capital expenditure TBIG Rp 1,26 triliun, lebih kecil dari estimasi tahun ini Rp 4,32 triliun. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang TBIG harus waspada pada persaingan bisnis ini. Pemain lain yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk juga gencar ekspansi menambah menara dan jangkauan jaringan. "Dengan banyaknya pemain, emiten bakal kesulitan menaikkan harga," ujar Reza. Bisnis teknologi juga membutuhkan dana investasi yang besar. Reza menyarankan buy saham TBIH dengan target harga Rp 5.600-Rp 5.700 per saham. Harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) 43,49 kali. Tapi, Chandra dan Handoko menyarankan hold dengan target Rp 4.500 yang mencerminkan PER 30 kali. Kemarin, saham TBIG turun 0,92% ke level Rp 5.400. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana