JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah memantau proses merger antara RHB Capital dengan CIMB Group atau Malayan Banking Bhd (Maybank), institusi keuangan lain di negara asalnya, Malaysia. Bagi BI, kepastian penggabungan ini penting dalam menentukan kelanjutan RHB membeli bank di Indonesia. RHB adalah calon pemilik 80% saham Bank Mestika Dharma. Bank terbesar ketiga di negeri jiran itu telah mengajukan permohonan ke bank sentral. Mereka juga sudah menyepakati nilai transaksi dengan pemilik lama, PT Mestika Benua Mas. Sementara CIMB Group menggenggam 92,92% saham Bank CIMB Niaga dan Maybank menguasai 97,5% saham Bank Internasional Indonesia (BII). Jika jadi bergabung dengan satu di antara dua bank itu, rencana RHB masuk ke Bank Mestika bisa terbentur aturan single presence policy (SPP) atau asas kepemilikan tunggal. SPP adalah aturan yang melarang pemegang saham pengendali memiliki lebih dari satu bank. Jika melanggar, mereka harus mengonsolidasikan atau melepaskannya. Opsi lain, rela menjadi pemilik minoritas sehingga tidak memiliki suara dominan dalam rapat pemegang saham.
Akuisisi Mestika, BI tunggu merger RHB
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah memantau proses merger antara RHB Capital dengan CIMB Group atau Malayan Banking Bhd (Maybank), institusi keuangan lain di negara asalnya, Malaysia. Bagi BI, kepastian penggabungan ini penting dalam menentukan kelanjutan RHB membeli bank di Indonesia. RHB adalah calon pemilik 80% saham Bank Mestika Dharma. Bank terbesar ketiga di negeri jiran itu telah mengajukan permohonan ke bank sentral. Mereka juga sudah menyepakati nilai transaksi dengan pemilik lama, PT Mestika Benua Mas. Sementara CIMB Group menggenggam 92,92% saham Bank CIMB Niaga dan Maybank menguasai 97,5% saham Bank Internasional Indonesia (BII). Jika jadi bergabung dengan satu di antara dua bank itu, rencana RHB masuk ke Bank Mestika bisa terbentur aturan single presence policy (SPP) atau asas kepemilikan tunggal. SPP adalah aturan yang melarang pemegang saham pengendali memiliki lebih dari satu bank. Jika melanggar, mereka harus mengonsolidasikan atau melepaskannya. Opsi lain, rela menjadi pemilik minoritas sehingga tidak memiliki suara dominan dalam rapat pemegang saham.