Akuisisi Ophir Energy, Medco Energy diminta naikkan penawaran harga



KONTAN.CO.ID - LONDON. PT Medco Energi Tbk (MEDC) nampaknya harus mempertimbangkan kembali upaya akuisisi Ophir Energy Plc. Pasalnya, perusahaan bidang eksplorasi dan produk hulu minyak dan gas asal Inggris itu meminta Medco Energi untuk menaikkan penawaran harga yang telah diajukan sebelumnya sebesar 48,50 pence per saham atau total £ 340 juta untuk 707 juta saham.

Dilansir dari The Telegraph pada Selasa (15/1), Ophir Energy menyatakan penawaran harga saham yang diajukan oleh Medco Energy melalui anak usahanya Medco Energi Global Pte Ltd dinilai terlalu rendah atau meremehkan mereka. 

Oleh karena itu Ophir Energy kembali meminta waktu sebelum mengambil keputusan terkait upaya akuisisi oleh Medco Energy.


Dewan Direksi Ophir Energy dengan cepat menolak tawaran yang diajukan oleh Medco Energy. Penolakan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah manajemen mengkonfirmasi bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan salah satu raksasa minyak Indonesia itu mengenai kemungkinan akuisisi.

Medco Energy memiliki waktu hingga akhir bulan ini untuk mengajukan kembali harga penawaran yang dinilai pantas bagi Ophir Energy. Ophir Energy akan berupaya membuktikan bahwa perusahaan itu punya nilai lebih dari harga yang ditawarkan oleh Medco Energy.

Asal tahu saja, rencana akuisisi Ophir Energy oleh Medco Energy dimulai pada Oktober 2018 dengan harga penawaran yang diajukan sebesar 53,8 pence per saham.  Tetapi Medco sejak itu memangkas tawaran yang diusulkan menjadi 48,5 pence per saham setelah salah satu penurunan harga minyak paling tajam dalam beberapa tahun.

Ophir Energy didekati oleh Medco Energy setelah berhasil menggandakan produksi minyaknya setahun lalu. Keberhasilan tersebut didorong oleh pembelian paket ladang minyak di Asia Tenggara dari Santos di Australia. 

Saat ini, produksi Ophir tercatat sebesar 25.000 barrels of oil equivalent per day (BOEPD), dikombinasikan dengan target 2018 Medco yang sebesar 85.000 BOEPD, akan menghasilkan total produksi sebesar 110.000 BOEPD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi