Akuisisi perusahaan minyak Kazakhstan dibahas Mei



JAKARTA. Menindaklanjuti rencana ekspansi ke Kazakhstan, PT Pertamina akan melakukan pertemuan lagi dengan pemerintah Kazakhstan. Pertemuan tersebut akan dilakukan pada bulan Mei mendatang, seiring dengan kunjungan delegasi Pemerintah Indonesia ke Kazakhstan.

“Kami akan sampaikan daerah mana saja yang menarik minat kami,” kata Muhammad Husen, Direktur Hulu Pertamina usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman pasokan gas untuk bahan bakar gas (BBG) di Jakarta, Senin (23/4).

Pemerintah Kazakhstan pada 13 April lalu telah membuka kesempatan kepada Pertamina untuk mendapatkan ladang minyak di Kazakhstan. Saat ini, Kazakhstan memproduksi minyak sebesar 1,6 juta barel per hari (BPH) dan akan naik hingga menjadi 2 juta BPH tahun depan.


Sementara itu, pemerintah Indonesia berharap, akuisisi perusahaan migas Kazakhstan oleh Pertamina bisa menggenjot produksi minyak Pertamina sebesar 100.000 BPH. Namun saat ini, Pertamina belum menentukan blok yang akan diakuisisi tersebut.

“Pertamina sendiri belum menentukan target, karena kami belum melihat mana saja lapangannya. Tetapi kalau ingin mendapat 100.000 ribu BPH, mestinya tidak hanya dari satu blok saja,” terang Husen.

Untuk memudahkan mengejar target itu, Pertamina berniat mengakuisisi blok minyak di Kazakhstan yang sudah memasuki tahap produksi.

Untuk melakukan akuisisi, Pertamina sudah mempersiapkan dana sebesar Rp 52,8 triliun. Dari dana itu, sebanyak 80% atau Rp 42,24 triliun digunakan untuk membiayai proyek hulu dan sebanyak Rp 12,67 triliun dana hulu dialokasikan untuk akuisisi.

Tetapi, dana itu bukan hanya untuk mengambil alih blok migas di Kazakhstan. Pertamina memasang target bisa mengakuisisi 5 blok migas di luar negeri.

Menurut Husen, perseroan tengah menyeleksi blok mana saja yang kemungkinan akan diambil perusahaan minyak pelat merah tersebut. “Belum ada yang mengerucut. Kita pertimbangkan semua wilayah yang cadangan minyaknya cukup besar, apakah di Asia, Afrika Utara, atau Timur Tengah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri