KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 nampaknya tidak menghalangi minat perusahaan fintech untuk melakukan aksi merger dan akuisisi. Geliat aksi korporasi ini tercermin dari akuisisi yang dilakukan perusahaan fintech di perusahaan keuangan sejak awal tahun. Yang terbaru, PT Alami Finteck Sharia (Alami) mengakuisisi salah satu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Jakarta. Dalam proses akuisisi tersebut, Alami juga melakukan penambahan modal dan nilainya secara keseluruhan mencapai Rp 50 miliar. Walau proses akuisisi sudah rampung, Alami tidak mengungkapkan bank mana yang diakusisi oleh perusahaan.
"Saat ini sedang dalam proses perubahan nama. Kami akan infokan nama yang baru saja semoga dalam minggu-minggu mendatang,” kata CEO Alami Dima Djani, Senin (17/5). Pasca akuisisi, Alami akan memperkuat sistem teknologi pada bank tersebut sehingga bisa meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme layanan. Dengan begitu, perusahaan bisa bersaing di tengah perkembangan lembaga keuangan digital.
Baca Juga: OVO gandeng Bank Mandiri untuk memperluas layanan isi ulang saldo secara offline Selain Alami, LinkAja sudah lebih dulu mengakuisisi PT iGrow Resources Indonesia (iGrow) yang merupakan perusahaan fintech lending pada April lalu. Akuisisi tersebut menggunakan pendanaan seri-B yang diperoleh perusahaan lebih dari US$ 100 juta. Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan, langkah akuisisi iGrow ini untuk memperluas lini bisnis ke pembiayaan secara daring, khususnya ke sektor produktif. Tujuannya untuk untuk mendorong inklusi keuangan serta kemandirian ekonomi pelaku UMKM. “Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan LinkAja sebagai penyedia jasa uang elektronik nasional yang memiliki kesamaan tujuan dengan iGrow, yaitu untuk dapat memperkuat perekonomian Indonesia dengan mendukung pertumbuhan UMKM," terangnya. Didukung jaringan ekosistem LinkAja yang kuat di berbagai daerah di luar pulau Jawa serta kota tier 2 dan 3, LinkAja berharap dapat memberikan pemerataan akses pembiayaan terhadap pelaku UMKM yang selama ini masih terfokus di pulau Jawa dan kota tier 1. Pada tahun lalu, PT Finaccel Teknologi Indonesia (Kredivo) juga telah merampungkan akuisisi PT Swarna Niaga Finance. Melalui aksi korporasi ini, Kredivo berambisi memperluas pangsa pasar ke pembiayaan multifinance.
VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan, bahwa memiliki izin sebagai multifinance akan membuat Kredivo lebih leluasa mengarap segmen yang belum tersentuh oleh perbankan. "Akuisisi multifinance ini tidak akan membuat perubahan pada cara kerja Kredivo, tetap sebagai perusahaan teknologi dibidang finansial," terang Indina. Aksi korporasi ini ditopang dengan pendanaan yang diterima Kredivo mencapai US$ 100 Juta dari Victory Park Capital (VPC) Advisors yang berpusat di Chicago, Amerika Serikat. Pendanaan ini akan digunakan untuk mencapai target 10 juta pengguna baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi