JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Bukit Asam (PTBA) Tbk terus menyisakan tanda-tanya. Pasalnya, rencana akuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) saat ini saja belum terealisasi, namun sudah melirik perusahaan lain. Direktur Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa melihat bahwa kebijakan bisnis Pertamina semakin tidak jelas arahnya. "Saya melihat Pertamina itu kesannya membabi buta, semua mau diambil, padahal core bisnis dia kan minyak," ujarnya, Kamis (6/2). Menurutnya, akan lebih baik jika Pertamina fokus pada core bisnisnya. Begitu pun dengan PTBA maupun PGN yang fokus di bidang masing-masing. "Masing-masing core bisnis sudah jelas. Masih banyak yang harus dilakukan Pertamina seperti meningkatkan lifting, mencari ladang minyak baru. Ladang lama eksploitasi lagi. Menurut saya dengan teknologi sekarang ini mendapatkan mendapatkan ladang baru sudah tidak sulit," katanya. Ia menilai, rencana akuisisi PTBA ini terkesan bukan demi kepentingan yang lebih besar, tetapi kepentingan perorangan atau kelompok tertentu. "Ini juga terjadi karena masalah aturan yang memang terkesan liberal di sektor migas," tandasnya. Persoalan utama saat ini sebenarnya adalah bagaimana caranya agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor minyak yang menguras devisa dan membebani APBN. Caranya yakni dengan menaikkan produksi minyak yang belakangan ini terus menurun. Apalagi sejak 1994, sudah tidak ada lagi pembangunan kilang. “Pertamina harusnya kan fokus ke situ,” katanya lagi. (Sanusi)
Akuisisi PTBA, Pertamina makin tak fokus di minyak
JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) mengakuisisi PT Bukit Asam (PTBA) Tbk terus menyisakan tanda-tanya. Pasalnya, rencana akuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) saat ini saja belum terealisasi, namun sudah melirik perusahaan lain. Direktur Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa melihat bahwa kebijakan bisnis Pertamina semakin tidak jelas arahnya. "Saya melihat Pertamina itu kesannya membabi buta, semua mau diambil, padahal core bisnis dia kan minyak," ujarnya, Kamis (6/2). Menurutnya, akan lebih baik jika Pertamina fokus pada core bisnisnya. Begitu pun dengan PTBA maupun PGN yang fokus di bidang masing-masing. "Masing-masing core bisnis sudah jelas. Masih banyak yang harus dilakukan Pertamina seperti meningkatkan lifting, mencari ladang minyak baru. Ladang lama eksploitasi lagi. Menurut saya dengan teknologi sekarang ini mendapatkan mendapatkan ladang baru sudah tidak sulit," katanya. Ia menilai, rencana akuisisi PTBA ini terkesan bukan demi kepentingan yang lebih besar, tetapi kepentingan perorangan atau kelompok tertentu. "Ini juga terjadi karena masalah aturan yang memang terkesan liberal di sektor migas," tandasnya. Persoalan utama saat ini sebenarnya adalah bagaimana caranya agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor minyak yang menguras devisa dan membebani APBN. Caranya yakni dengan menaikkan produksi minyak yang belakangan ini terus menurun. Apalagi sejak 1994, sudah tidak ada lagi pembangunan kilang. “Pertamina harusnya kan fokus ke situ,” katanya lagi. (Sanusi)