KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan PT Akulaku Finance Indonesia optimistis pengguna paylater di Indonesia semakin bertumbuh. Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengatakan, salah satu faktor yang mendorong penggunaan fitur paylater adalah lantaran pergeseran kebiasaan konsumen yang menjadi serba digital akibat pandemi Covid-19. "Pandemi menjadi salah satu game changer yang mengubah berbagai kebiasaan masyarakat menjadi serba distancing dan digital, contactless, dan cashless. Termasuk dalam hal mengakses layanan keuangan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/3).
Di tengah tantangan ekonomi akibat pandemi Covid-19, Akulaku telah menghubungkan 6 juta pengguna untuk memenuhi berbagai kebutuhan melalui fitur paylater yang terintegrasi ke berbagai platform belanja online. Opsi pembayaran menggunakan paylater Akulaku telah terhubung dengan berbagai mitra platform ecommerce teratas di Indonesia, yaitu meliputi Bukalapak, Shopee, BliBli, Tiket, JD.ID serta berbagai mitra platform digital lainnya.
Baca Juga: Kredivo optimistis layanan Paylater akan menjadi tren Akulaku Finance mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan lebih dari 40% di sepanjang 2020. Sementara rasio non performing financing (NPF) nett Akulaku terjaga dengan baik di level 0,05%. Efrinal mengatakan penggunaan fitur paylater Akulaku semakin diminati bukan hanya karena menjamin kemudahan dalam bertransaksi bagi masyarakat. Namun penggunaan paylater memberikan keleluasaan bagi pengguna layanan dalam mengelola arus kas ketika menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi. Di samping itu, masih cukup tingginya persentase masyarakat unbanked dan underbanked di Indonesia menjadi peluang bagi penyedia layanan paylater untuk dapat menjangkau masyarakat luas. Terlebih, hal tersebut juga didukung oleh tingginya penetrasi internet yang telah menjangkau hampir 75% populasi dan program penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang menargetkan zero blank spot hingga ke berbagai pelosok.
"Kolaborasi yang solid dengan sejumlah mitra platform ecommerce dan perbankan akan dapat mewujudkan komitmen kami untuk mencapai keuangan inklusif di Indonesia," ujarnya. Riset Coherent Market Insights memproyeksikan pasar paylater global dapat menyentuh US$ 33,6 miliar pada 2027 dengan laju pertumbuhan sebesar 21,2% setiap tahun. Sementara pasar paylater negara di Asia Pasifik dapat melaju lebih pesat karena tingginya penetrasi internet dan ponsel pintar yang dinilai dapat membawa perubahan positif pada laju pertumbuhan industri paylater.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi