KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alam Sutera Realty Tbk optimistis, bisnis properti tahun 2018 akan tumbuh lebih baik. Oleh karenanya, pengembang Garuda Wisnu Kencana ini cukup percaya diri memasang target penjualan. Tony Rudianto, Sekretaris Perusahaan Alam Sutera, mengatakan, di tahun politik ini, Alam Sutera melihat secara umum prospek bisnis properti akan membaik. "Prospeknya lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya karena suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah) yang cenderung menurun dan pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia stabil diatas 5%." ungkap Tony kepada KONTAN, Sabtu (3/2).
Tahun ini, emiten berkode saham
ASRI di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu membidik
marketing sales atau penjualan pemasaran sebesar Rp 4 triliun. Angka tersebut meningkat 81,8% ketimbang pencapaian perusahaan tahun 2017 yang hanya Rp 2,2 triliun. Sementara di sisi pendapatan, Alam Sutera menargetkan dapat membukukan sebesar Rp 3,5 triliun sampai Rp 4 triliun. Dan laba bersih mencapai 35% dari pendapatan. Sebagian besar target tersebut akan dibidik dari proyek komersial yang nilainya mencapai Rp 2,5 triliun. Sedangkan proyek residensial hanya diharapkan menyumbang prapenjualan sebesar Rp 1,5 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Alam Sutera tidak hanya terpaku dengan mengandalkan proyek-proyek eksisting. Perusahaan ini juga akan meluncurkan dua proyek baru yang berada di Alam Sutera dan beberapa kluster baru di Suvarna Sutera. Namun, terkait dengan proyek baru itu Tony belum bersedia menceritakan lebih detail. Hanya saja, jenis proyek yang akan dirilis tersebut belum pernah dikeluarkan oleh Alam Sutera selama ini. Perlu diketahui, torehan realisasi penjualan tahun lalu terbilang sangat rendah, karena hanya mencapai 44% dari target awal yang mereka patok yaitu Rp 5 triliun. Pencapaian itu bahkan turun 35,29% dibandingkan perolehan
marketing sales tahun 2016 senilai Rp 3,4 triliun. Dari pencapaian tahun lalu, Alam Sutera Township hanya menyumbang penjualan pemasaran sekitar Rp 689 miliar. Sedangkan Suvarna Sutera Township berkontribusi sekitar Rp 1,3 triliun, serta apartemen dan perkantoran hanya menyumbang Rp 202 miliar. Menurut Tony, penyebab rendahnya penjualan pemasaran itu akibat dari bisnis properti yang relatif lambat dan penjualan perkantoran di The Tower lebih rendah dari proyeksi perusahaan. "Penjualan The Tower yang masih dalam proses negosiasi." ujarnya. Mengebut proyek GWK Selain memacu penjualan untuk proyek properti
development, Alam Sutera juga akan terus mendorong peningkatan pendapatan berulang. Salah satunya adalah dengan pengembangan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Untuk proyek ini, Tony mengatakan, progres pembangunan patung GWK tersebut sudah mencapai sekitar 75%. Sehingga, diperkirakan pada bulan Juli 2018, proses pembangunan sudah kelar seluruhnya.
Kontribusi Garuda Wisnu Kencana terhadap total pendapatan Alam Sutera masih kecil yakni di bawah 10%. "Namun dengan akan selesainya pembangunan GWK tahun 2018, diharapkan jumlah pengunjung akan semakin meningkat, sehingga pendapatan GWK pun akan bertambah seiring dengan waktu." kata Tony Sekadar informasi, GWK adalah sebuah kompleks taman budaya dengan luas sekitar 60 hektare (ha) dengan patung Garuda dan Wisnu sebagai objek utamanya. Patung tersebut memiliki tinggi sekitar 125 meter dengan bentang sayap Garuda sekitar 60 meter. GWK akan menjadikan patung terbesar di dunia. Patung tersebut merupakan karya pematung terkenal Bali, yakni I Nyoman Nuarta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia