Alam Sutera Siap-siap Luncurkan Tower Ketiga Kondominium Elevee



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) gencar mendorong pemasaran proyek-proyeknya di tengah pasar properti yang sudah menggeliat. Salah satu proyek andalannya saat ini adalah Elevee Condominium.

Pengembang ini tengah bersiap-siap untuk meluncurkan tower ketiga pada proyek  premium high-rise residential yang berlokasi di CBD Alam Sutera tersebut tahun ini.

Rencana tersebut diinisiasi seiring dengan penjualan tahap pertama yang terdiri dari menara pertama dan kedua sudah terjual sekitar 70% saat ini dari total 533 unit. 


"Rencananya, jika pada Agustus mendatang penjualan mencapai 90%, maka Elevee Condominium akan meluncurkan tower ke 3." kata Alvin dalam keterangan resminya dikutip Kamis (15/6).

Dia meyakini target ini bisa tercapai karena melihat dari profil konsumen yang membeli di Elevee Condominium adalah mereka yang mnegenal kawasan Alam Sutera.

Menurut Alvin, Kebanyakan pembeli Elevee Condominium berasal dari radius 5 kiometer dari Alam Sutera dan sudah mengetahui  kelebihan proyek yang dikembangkan Alam Sutera.

Dalam memasarkan proyek tersebut, Alam Sutera Fokus pada konsep hunian yang ditawarkan karena dari sisi aksesibilitas sudah jelas strategis karena memiliki aksel tol langsung. Alvin bilang, ukuran terkecil apartemen yang ditawarkan mulai dari 87,8 meter persegi (m2). Itu sebabnya, perusahaan menamai proyek ini condominium.

Dia menambahkan, konsep proyek Elevee Condominium dihadirkan secara berbeda dari proyek-proyek lain. Lokasinya berada di kawasan 19 hektar yang nantinya di mix dengan berbagai produk properti lainnya dengan unsur lifestyle.

Elevee Condominium ini nantinya memiliki fasilitas forest park seluas 4 hektare (ha), eucaplytus park berukukan 1 ha dan juga akan berdampingan dengan pusat lifestyle modern dengan luas 5 ha. 

Prospek Pengembangan Properti Skala Kota

Sementara menurut Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna, konsep pengembangam kota harus memaksimalkan penggunaan lahan beragam dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup sehat. Secara ideal, pengembangan harus kota yang compact dengan mengarah pada bangunan vertikal serta menawarkan aksesbilitas dan berorientasi pada pejalan kaki.   “Untuk mewujudkan ini ada aspek yang diperhatikan yakni 3D + T, density, diversity, design dan transit. Density berkaitan dengan kepadatan kawasan atau intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi, diversity berkaitan dengan keberagaman pengunaan lahan dan jenis aktivitas kawasan, design berkaitan dengan desain kawasan yang ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda dan lainnya,” jelas Yayat.

Konsep tersebut sejalan dengan pertumbuhan pesat penduduk di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang). Pada tahun 2025, penduduk kawasan ini diperkirakan akan mencapai 34 juta. 

Dia bilang, Jabodetabek  menjadi kawasan kritis  kebutuhan rumahnya  dengan harga tanah yang semakin mahal dan biaya transportasi yang  tinggi.

Pergeseran Jakarta ke kota sekitarnya terjadi secara signifikan, ini bisa dilihat dengan banyaknya proyek properti yang dikembangkan secara besar-besaran dengan konsep skala kota. Luas Jakarta dan kota baru di sekitar Jakarta mencapai 116.561 ha dengan komposisi menurut Yayat luas Jakarta sebesar 66.223 ha dan kota baru di Bodetabek mencapai 50.338 hektar.   Secara perkembangan, proyek properti dengan konsep skala kota biasanya terlahir karena adanya aksesbilitas jalan tol. Salah satu kawasan sekitar Jakarta yang berkembang dengan massif adalah di Barat Jakarta, yakni Tangerang, Banten. "Kawasan ini diuntungkan dengan adanya akses jalan tol Jakarta-Merak yang beroperasi di tahun 1985." pungkas Yayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk