KONTAN.CO.ID - CEO Tesla Elon Musk mencoba menyadarkan masyarakat global akan berbagai isu yang dia anggap penting. Mulai dari isu pembelian Twitter dengan tawaran US$ 44 miliar dan kini terancam batal karena akun palsu yang dipermasalahkan Musk, sampai pada masalah demografi. Tawarkan Musk pada platform Twitter sempat membuat banyak orang menduga apakah taipan teknologi Tesla ini masih terobsesi dan menjadikan prioritas pembuatan kendaraan listrik premium. Namun kerisauan Musk pada akum palsu di Twitter dinilai hanyalah taktik untuk menegosiasikan ulang harga Twitter karena pasar keuangan yang jatuh setelah penawaran Musk.
Selain masalah Twitter, Musk juga mencoba menyadarkan masyarakat global soal bencana demografi atau penurunan populasi dunia, terutama yang terjadi di negara-negara kaya. Dalam beberapa bulan terakhir, Musk telah membunyikan alarm tentang penurunan populasi di Jepang, Italia, Korea Selatan, Hong Kong, dan baru-baru ini China.
Baca Juga: Warren Buffett Kembali Menyumbang Sebesar Rp 58,8 Triliun untuk Amal Namun Musk mendapat kesan alarm yang dia hembuskan lewat Twitter itu dalam kehampaan dan ia tidak ragu untuk terus mengulanginya sampai didengar otoritas publik, media dan masyarakat umum. "Dua tahun terakhir telah menjadi bencana demografis," tulis Musk di Twitter pada 14 Juni, berbicara tentang AS seperti dilansir Threstreet.
Postingan itu membawa kembali tweet sebelumnya dari Mei di mana dia sudah khawatir tentang penurunan tingkat kelahiran di Amerika Serikat. "Angka kelahiran AS berada di bawah tingkat minimum yang berkelanjutan selama ~ 50 tahun," tweet Musk saat itu. Musk mendasarkan pernyataannya pada artikel Wall Street Journal tentang masalah ini. Artikel tersebut, mengutip angka resmi, melaporkan bahwa tingkat kesuburan total -- rata-rata jumlah anak yang akan dimiliki seorang wanita dalam hidupnya -- di Amerika Serikat tetap di bawah ambang batas penggantian 2,1 -- tingkat yang dibutuhkan oleh sebuah generasi untuk menggantikan dirinya sendiri. Musk percaya bahwa salah satu cara untuk mengatasi masalah besar ini adalah memiliki anak dan merayakan kemanusiaan. "Maksud saya, saya melakukan bagian saya haha," kata Musk dalam tweet lain pada 14 Juni.
Baca Juga: Posisi Chairul Tanjung Digeser Sri Prakash Lohia dari Daftar 10 Miliarder Indonesia Kalimat terakhir ini dapat dipahami dengan cara yang berbeda. Yang pertama adalah bahwa miliarder tersebut sudah melakukan segalanya untuk memperingatkan tentang masalah ini. Dan dia juga mengikuti sarannya sendiri karena dia adalah ayah dari tujuh anak --Y, X, Griffin, Xavier, Kai, Saxon dan Damian. Y, yang terakhir, lahir di bulan Desember. Pada bulan Mei, CEO Tesla mendorong kembali gagasan yang sudah terbentuk sebelumnya dan sering dipegang secara luas bahwa memiliki anak itu mahal atau bahwa membuat pilihan untuk tidak memiliki anak adalah karena kita ingin menyelamatkan lingkungan. Ini agak berlawanan dengan intuisi, karena orang akan berkata, seperti, 'terlalu mahal untuk punya bayi'. Tidak. Semakin kaya mereka, semakin sedikit anak yang Anda miliki; semakin berpendidikan Anda, semakin sedikit anak yang Anda miliki," katanya.
Baca Juga: Ingin Sahamnya Lebih Terjangkau, Tesla Umumkan Stock Split dengan Rasio 3:1 "Pada dasarnya tampak seolah-olah begitu Anda menyukai, urbanisasi dan pendidikan melampaui tingkat tertentu dan pendapatan melampaui tingkat tertentu, tingkat kelahiran merosot. Dan begitu negara-negara menjadi lebih kaya, tingkat kelahiran mereka turun."
Sebuah studi baru-baru ini memproyeksikan bahwa populasi dunia akan mencapai puncaknya pada 9,7 miliar pada tahun 2064, sebelum menurun menjadi 8,8 miliar pada tahun 2100. Namun, jika kita mengikuti kurva laju pertumbuhan penduduk dunia, kata para ahli demografi, akan mulai menurun sekitar tahun 2060. Tingkat pertumbuhan tahunan populasi dunia adalah 2,1% pada 1970-an. Saat ini, tingkat ini hanya sekitar 1%. Dan itu harus turun ke 0 antara 2060 dan 2070, kata ahli demografi. Pada 11 Juni, seorang pengguna Twitter menyarankan agar kita mengadakan pesta untuk merayakan kemanusiaan "sekali-sekali." Musk menimpali dan berbagi bahwa putranya Saxon telah memikirkan hal serupa. "Putra saya, Saxon, menyarankan mengadakan pesta untuk seluruh dunia, hari pesta sedunia!," kata pengusaha itu.
Editor: Noverius Laoli