Alasan Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana menggelar rights issue



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana melakukan aksi penambahan modal melalui skema rights issue.  Pasalnya, rasio modal inti bank ini jauh dari level yang dimiliki bank pelat merah lainnya dan telah mepet mendekati batas bawah yang ditetapkan regulator. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan per Maret 2021 tercatat sebesar 18% dimana modal intinya ada di level 15%. 

"Modal inti sudah dekat dengan batas yang dicanangkan regulasi yakni di level 14%. Kalau lihat Bank Himbara lainnya ada di kisaran 19%-20%. Itu sebabnya kami mencoba mengajukan untuk melakukan rights issue untuk menambah modal itu supaya bisa mendekati modal tier di level 18%-19%," ungkap Royke dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi XI DPR, Kamis (17/6).


Baca Juga: Geser BBRI, Mirae Asset masukkan saham Prodia (PRDA) ke jajaran top picks bulan ini

Angka tersebut sebetulnya bisa dicapai BNI dengan mengandalkan pertumbuhan organik. Hanya saja, lanjut Royke, itu bakal membutuhkan waktu lama dan baru akan dicapai  pada tahun 2024-2025.

 
BBNI Chart by TradingView

Sementara dalam beberapa tahun ke depan ini, BNI membutuhkan modal untuk melakukan ekspansi. "Butuh capital yang cukup sebagai buffer baik untuk ekspansi kredit maupun anorganik," kata Royke. 

Selanjutnya: Bank BRI (BBRI) diperkirakan akan raup Rp 96,5 triliun dari rights issue

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli