JAKARTA. Sejumlah bankir mengaku pihanya memilih menempatkan dana di obligasi lantaran masih lemahnya permintaan kredit. Selain itu, masih tingginya risiko kredit juga menjadi pertimbangan.Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, pada awal tahun ini, tren permintaan kredit masih lemah. “Hal ini menyebabkan kami banyak membeli SBN (surat berharga negara),” ujar Jahja, Selasa (28/3).Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP menyatakan alasan serupa. Selain itu, menurutnya, penempatan dana di surat berharga ini juga untuk menjaga likuiditas.
Alasan bankir banyak simpan dana di obligasi
JAKARTA. Sejumlah bankir mengaku pihanya memilih menempatkan dana di obligasi lantaran masih lemahnya permintaan kredit. Selain itu, masih tingginya risiko kredit juga menjadi pertimbangan.Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, pada awal tahun ini, tren permintaan kredit masih lemah. “Hal ini menyebabkan kami banyak membeli SBN (surat berharga negara),” ujar Jahja, Selasa (28/3).Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP menyatakan alasan serupa. Selain itu, menurutnya, penempatan dana di surat berharga ini juga untuk menjaga likuiditas.