JAKARTA. Semula, dana hasil initial public offering (IPO) PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) akan banyak digunakan untuk penambahan kapasitas pabrik pemintalan. Namun, manajemen justru mengubah rencana penggunaan dana tersebut untuk mengakusisi PT Sinar Pantja Djaja (SPD). Langkah ekspansi anorganik ini sepertinya tepat. Sebab, kinerja SRIL paruh pertama tahun ini banyak ditopang oleh hasil penjualan divisi benang. Nah, di dalam divisi tersebut, hasil penjualannya juga disokong oleh hasil penjualan SPD yang sebelumnya merupakan usaha PT Kapas Agung Abadi tersebut. Welly Salam, Corporate Secretary SRIL dalam laporan resminya menjelaskan, penjualan divisi benang SRIL semester I/2014 tercatat sebesar Rp 1,68 triliun, naik 42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dari angka penjualan itu, sebesar 30% atau setara Rp 506 miliar merupakan hasil penjualan SPD.
"Hal ini karena SPD telah memiliki mesin-mesin yang relatif baru dengan teknologi terkini serta banyaknya pelanggan yang telah terbentuk dan tersebar baik domestik maupun internasional," jelas Welly. Sedikit kilas balik, SRIL meraup dana segar Rp 1,29 triliun melalui perhelatan IPO. Tadinya, manajemen akan mengalokasikan Rp 723,06 miliar untuk ekspansi pabrik pemintalan (spinning). PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) untuk mengubah alokasi penggunaan dana hasil initial public offering (IPO) sepertinya tepat. Sisanya digunakan untuk ekspansi pabrik konveksi dan memenuhi kebutuhan modal kerja.