JAKARTA. Pekan lalu Japan Tobacco Inc. mengumumkan akuisisi atas dua perusahaan rokok kretek Indonesia yakni PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara dengan taksiran nilai US$ 677 juta. Mereka punya lima alasan sehingga akhirnya memutuskan berinvestasi di Indonesia. Dua alasan utama adalah kondisi politik yang stabil dan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,3%. Japan Tobacco berpegang pada data Bank Dunia yakni rata-rata PDB tahunan Indonesia selama periode tahun 2012 hingga 2016. Alasan ketiga yakni total volume industri rokok Indonesia merupakan yang terbesar kedua atau sekitar 285 miliar batang rokok menurut data cukai yang dibayarkan. Japan Tobacco mengacu pada data AC Nielsen yang menyebutkan bahwa, rata-rata pertumbuhan industri rokok Indonesia mencapai 2,4% selama rentang tahun 2011 hingga 2016. Sebanyak 94% di antaranya berupa rokok kretek.
Alasan Japan Tobacco kepincut kretek Indonesia
JAKARTA. Pekan lalu Japan Tobacco Inc. mengumumkan akuisisi atas dua perusahaan rokok kretek Indonesia yakni PT Karyadibya Mahardhika dan PT Surya Mustika Nusantara dengan taksiran nilai US$ 677 juta. Mereka punya lima alasan sehingga akhirnya memutuskan berinvestasi di Indonesia. Dua alasan utama adalah kondisi politik yang stabil dan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,3%. Japan Tobacco berpegang pada data Bank Dunia yakni rata-rata PDB tahunan Indonesia selama periode tahun 2012 hingga 2016. Alasan ketiga yakni total volume industri rokok Indonesia merupakan yang terbesar kedua atau sekitar 285 miliar batang rokok menurut data cukai yang dibayarkan. Japan Tobacco mengacu pada data AC Nielsen yang menyebutkan bahwa, rata-rata pertumbuhan industri rokok Indonesia mencapai 2,4% selama rentang tahun 2011 hingga 2016. Sebanyak 94% di antaranya berupa rokok kretek.