Alasan Mengapa Warga Palestina Tidak Tinggalkan Gaza Selama Pemboman Israel



KONTAN.CO.ID - GAZA. Militer Israel telah membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian, yakni utara dan selatan, ketika mengepung Kota Gaza dalam kampanyenya untuk menghancurkan Hamas. 

Melansir The Week, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terus mengebom daerah perkotaan yang padat di Gaza utara. 

Serangan udara jelas menghantam komunitas Al Maghazi pada Minggu pagi. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, IDF meratakan sebagian bekas kamp pengungsi lainnya, Jabaliya, pada 31 Oktober, menewaskan puluhan warga sipil dan melukai ratusan.


Kementerian Kesehatan, yang merupakan bagian dari pemerintahan Hamas di Gaza, mengatakan lebih dari 10.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel melancarkan perang sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap warga sipil di Israel selatan. 

Pada Minggu (5/11/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kerusakan akibat bom dan kekurangan bahan bakar dan pasokan yang parah, 14 rumah sakit di Gaza tidak lagi beroperasi. 

Israel mengatakan, Hamas telah membangun pusat komando bawah tanah di bawah rumah sakit sebagai bagian dari strateginya untuk bersembunyi di belakang warga sipil.

Baca Juga: Jadi Ketua DK PBB, China Prioritaskan Pemulihan Perdamaian di Palestina

Israel juga menegaskan, pihaknya berusaha meminimalkan korban sipil dan menyatakan bahwa mereka telah mendesak warga Palestina untuk mengungsi ke Gaza selatan selama berminggu-minggu, menggunakan jutaan pamflet, pesan teks, dan robocall yang dijatuhkan untuk memperingatkan warga sipil bahwa tidak ada tempat aman di sekitar Kota Gaza. 

IDF mengatakan pihaknya menghentikan pemboman selama beberapa jam setiap hari selama akhir pekan untuk memungkinkan warga sipil melewati jalan raya utama ke selatan dengan aman. 

“Kami tidak hanya memberi tahu mereka ke mana harus pergi, tapi kami juga membantu dan menciptakan kondisi kemanusiaan yang jauh lebih baik di wilayah selatan,” kata Letkol Jonathan Conricus kepada CNN pada Minggu malam.

Banyak warga sipil yang masih tinggal di wilayah utara.

Baca Juga: Bukan Gencatan Senjata, Israel Bersedia Berikan Jeda Kecil untuk Pengiriman Bantuan

Alasan warga Palestina tidak mengungsi ke Gaza selatan

Warga Palestina yang bisa melakukan perjalanan ke selatan mengatakan kondisi di sana tidak jauh lebih baik, dan juga tidak aman dari bom Israel.

Israel telah mengizinkan puluhan truk untuk mengirimkan makanan, obat-obatan, dan air melalui perbatasan Rafah selatan Gaza dengan Mesir. Meski demikian, pihak Palestina dan kelompok bantuan internasional mengatakan pengiriman tersebut sangat tidak memadai untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin meningkat. 

Rumah sakit di wilayah utara mengatakan mereka tidak bisa mengevakuasi pasien atau bayi yang tidak stabil di inkubator, atau meninggalkan ratusan warga sipil yang mencari keselamatan di rumah sakit. 

PBB mengatakan tidak ada tempat di tempat penampungan di wilayah selatan dan para pengungsi tidur di jalanan di luar.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie