Alasan PDIP bentuk koalisi ramping



JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan sikapnya untuk membentuk koalisi ramping. Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pembentukan koalisi tersebut sebagai upaya menghindarkan politik dagang sapi.

"PDIP dan Capres Joko Widodo belajar dari kelemahan koalisi yang dibangun pada masa lalu," kata Hasto melalui pesan singkat, Kamis (1/5).

Hasto mengatakan PDIP memandang bahwa kerja sama politik bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan dalam sistem presidensial. "Dengan demikian kontra dari koalisi ramping bukanlah koalisi gemuk. Pembagian kekuasaan sudah menjadi perintah konstitusi agar tercipta check and balances," imbuhnya.


Ia mengatakan skala prioritas bagi Jokowi adalah berbagi tugas dengan mereka yang memiliki integritas, kompetensi, dan semangat juang untuk secepatnya membuat Indonesia berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. "Mereka yang siap berjuang bersama Jokowi dipersilahkan bergabung dalam koalisi perjuangan rakyat," tuturnya.

Untuk itu, kata Hasto, koalisi ramping yang dimaksudkan Jokowi adalah ramping dari campur tangan kepentingan yang menyandera agenda kerakyatan. Ramping dari penyakit kekuasaan, bahkan dari hasrat koruptif. "Koalisi ramping adalah koalisi perjuangan untuk rakyat," imbuhnya.

Hasto mengatakan Jokowi membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berjuang bagi Indonesia. Termasuk para insinyur Indonesia yang memiliki kemampuan untuk mendesain alat pengolah produk pertanian. Para ahli keuangan perbankan nasional yang bisa membuat terobosan kredit produktif untuk rakyat, tanpa jaminan, dan berdaya guna untuk meningkatkan produktivitas rakyat.

Para guru yang bertekad untuk mengelorakan semangat murid2nya menjadi manusia kreatif, bertanggung jawab, dan unggul silahkan bergabung. Para dokter dan perawat yang fokus untuk mengabdikan hidupnya untuk membuat rakyat sehat. "Silahkan gabung dengan gerakan perubahan Jokowi," ungkapnya.

Ia mengatakan dengan koalisi yang tidak tersandera kepentingan kekuasaan, menjadikan Jokowi bebas dan merdeka untuk membangun kekuatan nasional yang penuh dedikasi pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Hasto mengungkapkan semangat kerjasama politik dengan demikian menjadi sederhana. Sebab, hanya mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk rakyat, dan bersedia membela rakyat dengan risiko apapun, yang digalang untuk bergabung dalam kerja sama kerakyatan tersebut.

"Meskipun demikian, kami menyadari bahwa gambaran ideal itu akan menemukan kendala di tengah budaya politik yang sangat pragmatis. Namun maraknya relawan Jokowi yang bekerja tanpa pamrih adalah realitas yang meneguhkan kami untuk bergerak dengan keyakinan bahwa idealisme itu tetap tumbuh subur di tengah rakyat," ungkapnya. (Ferdinand Waskita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan