KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Album terbaru Taylor Swift berjudul Tortured Poets Department resmi dirilis pada Jumat, 19 April 2024. Album ini tentu saja segera diserbu para Swiftie, panggilan untuk para penggemar setia Taylor yang sudah menanti-nantikan album terbaru diva musik asal Amerika Serikat ini. Album Tortured Poets Department merupakan album ganda dengan 16 lagu pada album pertama dan 15 lagu rahasia pada album kedua yang ternyata album rahasia dan dirilis secara tiba-tiba pada pukul 2 pagi waktu AS. "Ini kejutan jam 2 pagi: The Tortured Poets Department adalah album GANDA rahasia," bunyi unggahan Taylor di akun sosial media Instagram miliknya pada Jumat (19/4).
Lalu, bagaimana lagu-lagu di dalam kedua album ganda tersebut? Siapa sangka, Tortured Poets Department terdengar seperti kumpulan dari semua era (album Taylor). Ia dapat membangun nuansa kemurungan seperti album Midnights, berisi beberapa nomor lagu folk seperti Evermore, bahkan dihiasi musik country dan pop tahun 80-an. Namun, album ini juga penuh kemarahan dan balas dendam seperti halnya dalam Reputation, dan penuh referensi ke sastra Amerika seperti dalam Folklore. Dalam albumnya yang ke-11 ini, Taylor menelurkan berbagai lagu yang terasa seperti katarsis saat kamu tengah patah hati, penuh dengan lirik yang mengandung elegi.
Banyak kejutan yang ditemukan dalam album ini. Single pembuka, Fortnight, terasa seperti era 1989 yang lebih matang, lebih dewasa. Single ini juga menghadirkan rapper Post Malone, yang lagunya, Better Now, menjadi salah satu lagu yang digemari Swift. Namun, Taylor dengan cerdik kembali kepada akarnya, yakni musik country, melalui lagu Daddy I Love Him. Lagu itu dimainkan bersama band, dihiasi riff gitar akustik yang berani, dan penuh lirik nakal nan tajam. Sementara lagu So Long, London didapuk menjadi lagu ke-5 dalam album ini. Penggemar berat Taylor pasti tahu bahwa kagu ke-5 dalam setiap albumnya adalah lagu yang paling mengharu-biru dan akan terdengar seperti curahan hati. Banyak yang menghubungkan lagu So Long, London sebagai ungkapan curhatnya terkait kisah cintanya dengan seorang aktor asal Inggris, yang kandas pada 2023 lalu. Lagu lainnya, seperti Who's Afraid Of Little Old Me? terdengar seakan seperti gabungan Evermore dan Folklore, yang menegaskan ambisi bermusik Taylor. "Siapa yang takut dengan saya yang sudah tua?" ujar Taylor dalam lagunya. "Kamu harusnya takut," jawabnya. Namun, lagu The Smallest Man Who Ever Lived mungkin menjadi lagunya yang paling menggigit hingga saat ini:
"Kamu tidak pantas disebut pria,", bunyi lirik yang dinyanyikan Taylor dengan iringan piano yang menghentak. "Aku akan melupakanmu, tapi aku tidak akan pernah memaafkan," ujarnya. Pada akhirnya, sebagaimana juga dengan album-album Taylor sebelumnya, The Tortured Poets Department kembali menegaskan bahwa Taylor adalah seorang penyair ulung yang memiliki kekuatan luar biasa untuk bercerita. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .