Alexander Rusli: tarif bawah untuk jaga kualitas



JAKARTA. Persaingan tarif data antara pelaku operator telekomunikasi membuat salah satu pemain, PT Indosat Tbk (ISAT) melayangkan surat permohonan kepada Kementerian Kominfo sebagai regulator untuk menentukan tarif batas bawah untuk tarif data.

Alexander Rusli selaku CEO Indosat, mengaku bahwa saat ini persaingan pasar tarif data antar sesama operator sudah tidak sehat. Ia pun mengharapkan adanya intervensi dari regulator agar ada batasan yang jelas bagi seluruh operator.

"Kami melihat bahwa dinamika pasar sudah tidak sehat terkait harga data, dan mekanisme pasar tidak berhasil membuka para pemain rasional. Karena mekanisme pasar sudah tidak mampu, regulator harus intervensi," terang Alexander kepada KONTAN, Kamis (20/7).


Dalam surat edaran tersebut, ISAT meminta agar pengawasan terhadap tarif batas bawah dilakukan secara periodik setiap kuartal.

Dalam surat itu ia menyarankan agar operator wajib menghitung yield data, yaitu total pendapatan data dibagi dengan total trafik data yang kemudian dilaporkan kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Diharapkan dengan adanya tarif batas bawah maka yield operator akan membaik. "Makanya rekomendasi adalah memonitor secara efektif yield dengan batas bawah," tambah Alex.

Meskipun ditetapkan tarif batas bawah operator tetap diperbolehkan menawarkan tarif promosi yang lebih rendah dari tarif batas bawah dengan jangka waktu tertentu. "Cara operator jualan, biar diserakan ke operator," tambah Alex.

Untuk besaran tarif yang sesuai dengan tarif batas bawah, Alex tidak memberikan angka nominal yang bulat. Alasannya, harus disesuaikan juga dengan lokasi operator di suatu daerah. "Tarif susah karena variasi per daerah berbeda, per segment, discount juga distributor kasih beda-beda, bonus kuota per daerah juga beda-beda," tambah Alex.

Ada dugaan permintaan penentuan tarif batas bawah lantaran para operator mulai kehabisan nafas setelah berkompetisi dalam menyajikan tarif murah. Terkait hal tersebut, Alex menyatakan bahwa penentuan tarif batas bawah agar kualitas bagi para pengguna tetap terjaga. "Bukan ngos ngos an. Akhirnya korban pertama adalah mengobarkan kualitas pelanggan," terang Alex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon