JAKARTA. Platform e-commerce, Alfacart.com dengan jaringan online to offline (O2O) meluncurkan Alfacart.com versi 2.0. Peluncuran itu merupakan langkah Alfacart untuk siap berubah seiring kebutuhan konsumen. CEO Alfacart.com, Catherine Sutjahyo menegaskan Alfacart Versi 2.0 ini diusung setelah melihat perkembangan perusahaan melalui strategi O2O. Strategi itu telah dipilih ketika masuk saat itu dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Strategi ini adalah fasilitas online to offline yang memungkinkan masyarakat berbelanja melalui online tapi bisa membayar, mengambil, mengembalikan secara offline, bahkan bisa membeli barang yang dijajakan di toko online lewat toko offline. Pasalnya, pemilik rekening bank di Indonesia masih rendah dan biaya logistik yang masih cukup tinggi karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Sehingga sistem pembayaran yang bisa dilakukan secara offline tetap prospektif. Pada versi 2.0 ini, O2O Alfacart.com tidak lagi terbatas pada jaringan grup yaitu toko-toko Alfamart. Alfacart.com akan menggandeng warung, toko tradisional dan jaringan ritel offline lainnya sebagai jaringan O2O-nya. "Target kami tahun ini melipatgandakan jumlah O2O kami yang sudah besar menjadi lebih besar lagi di luar grup Alfamart dan akan kami sebut sebagai Kios AKU (Alfacart Komunitas Usaha)," tambah Catherine. Berdasarkan pengalaman perusahaan ini pada tahun 2016 lalu, sekitar 80% konsumen masih memilih untuk membayar transaksinya secara tunai di payment point. "Tidak hanya itu 70% konsumen juga menginginkan fleksibilitas dalam mengambil barang belanjaannya di Pick Up Point kami " ujar Catherine. Perubahan lainnya di versi ini, Haryo Suryo Putro, Chief Marketing Alfacart.com menyampaikan fokus pemasaran Alfacart.com versi 2.0, pertama adalah membantu membesarkan UKM Indonesia. Kedua bekerja sama dengan brand-brand besar seperti kemarin dengan Samsung, Unilever, Danone, L'oreal, Nutricia. "Hal itu untuk membangun environment menuju Indonesia Negara e-commerce terbesar di Asia Selatan tahun 2030,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Alfacart kembangkan O2O di luar jaringan Alfamart
JAKARTA. Platform e-commerce, Alfacart.com dengan jaringan online to offline (O2O) meluncurkan Alfacart.com versi 2.0. Peluncuran itu merupakan langkah Alfacart untuk siap berubah seiring kebutuhan konsumen. CEO Alfacart.com, Catherine Sutjahyo menegaskan Alfacart Versi 2.0 ini diusung setelah melihat perkembangan perusahaan melalui strategi O2O. Strategi itu telah dipilih ketika masuk saat itu dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Strategi ini adalah fasilitas online to offline yang memungkinkan masyarakat berbelanja melalui online tapi bisa membayar, mengambil, mengembalikan secara offline, bahkan bisa membeli barang yang dijajakan di toko online lewat toko offline. Pasalnya, pemilik rekening bank di Indonesia masih rendah dan biaya logistik yang masih cukup tinggi karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Sehingga sistem pembayaran yang bisa dilakukan secara offline tetap prospektif. Pada versi 2.0 ini, O2O Alfacart.com tidak lagi terbatas pada jaringan grup yaitu toko-toko Alfamart. Alfacart.com akan menggandeng warung, toko tradisional dan jaringan ritel offline lainnya sebagai jaringan O2O-nya. "Target kami tahun ini melipatgandakan jumlah O2O kami yang sudah besar menjadi lebih besar lagi di luar grup Alfamart dan akan kami sebut sebagai Kios AKU (Alfacart Komunitas Usaha)," tambah Catherine. Berdasarkan pengalaman perusahaan ini pada tahun 2016 lalu, sekitar 80% konsumen masih memilih untuk membayar transaksinya secara tunai di payment point. "Tidak hanya itu 70% konsumen juga menginginkan fleksibilitas dalam mengambil barang belanjaannya di Pick Up Point kami " ujar Catherine. Perubahan lainnya di versi ini, Haryo Suryo Putro, Chief Marketing Alfacart.com menyampaikan fokus pemasaran Alfacart.com versi 2.0, pertama adalah membantu membesarkan UKM Indonesia. Kedua bekerja sama dengan brand-brand besar seperti kemarin dengan Samsung, Unilever, Danone, L'oreal, Nutricia. "Hal itu untuk membangun environment menuju Indonesia Negara e-commerce terbesar di Asia Selatan tahun 2030,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News