KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Dua bank syariah, yaitu PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri mencatatkan kinerja yang mumpuni sepanjang 2018. Pertumbuhan laba mereka melesat jauh dibandingkan tahun sebelumnya. BNI Syariah misalnya mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada 2018 senilai Rp 416,36 miliar, tumbuh 35,75% secara
year on year (yoy). Sementara pada 2017, dengan laba bersih Rp 306,69 miliar, peumbuhannya hanya 10,57% (yoy) dibandingkan 2016 senilai Rp 277,37 miliar. "Pertumbuhan laba ini dari peningkatan bisnis baik pembiayaan maupun DPK sekitar 20%, serta perbaikan dan pengelolaan kualitas aset yang masih terjaga di bawah 3%," kata Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1).
Dhias menambahkan, laba yang melonjak tersebut turut ditopang pertumbuhan bagi hasil bersih seiring membaiknya kualitas pembiayaan dan dana murah di perseroan. Pertumbuhan pembiayaan perseroan juga ikut melesat, di mana pada 2018 BNI Syariah menyalurkan pembiayaan senikai Rp 28,58 triliun tumbuh 20,30% (yoy). Sementara pada 2017 dengan nilai pembiayaan Rp 23,59 triliun pertumbuhannya hanya mencapai 15,12% (yoy) dibandingkan 2016 senilai Rp 20,49 triliun. "Selain itu, kami juga mulai mendapatkan hasil dari efisiensi bebab pencadangan pembiayaan yang disebabkan karena pemilihan segmen pembiayaan yang tepat dan resiko yang rendah," sambungnya. Sayangnya, melesatnya pertumbuhan perseroan tak diikuti penambahan aset. Sebaliknya aset perseroan pada 2018 tumbuh melambat. Di mana dengan aset senilai Rp 41,05 triliun, perseroan mencatatkan pertumbuhan 17,89% (yoy). Melambat dibandingkan 2017 dengan nilai aset Rp 34,82 triliun dengan pertumbuhan 22,99% (yoy) dibandingkan 2016 senilai Rp 28,31 triliun. Sementara itu, capaian laba bersih Mandiri Syariah lebih moncer lagi. Sepanjang 2018 perseroan meraih laba bersih senilai Rp 603,55 miliar, timbuh 65,27% (yoy). Sementara pada 2017 perseroan mencatat laba Rp 365,17 miliar dengan pertumbuhan 12,22% (yoy) dibandingkan 2016 senilai Rp 325,41 miliar. Kinerja pembiayaan perseroan pun serupa, bertumbuh 11,42% (yoy) pada 2018 dengan nilai penyaluran Rp 67,50 triliun. Sedangkan pada 2017, perseroan berhasil menyalurkan pembiayaan senilai Rp 60,58 triliun, tumbuh 9,00% (yoy) dibandingkan 2016 senilai Rp 55,58 triliun. Sayangnya ketika diminta tanggapannya, perseroan masih enggan berkomentar. "Kami akan mempublikasikan kinerja 2018 secara resmi dalam waktu dekat," kata
Corporate Secretary Mandiri Syariah Ahmad Reza.
Mwski demikian, induk Mandiri Syariah, PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI) sudah ikut terciprat hasil positif kinerja perseroan. Direktur Utama Mandiri Kartika Wiroatmodjo bilang, entitas anak Mandiri sepanjang 2018 turut melonjakan
fee based income perseroan yang masuk kolom pendapatan lain-lain Sepanjang 2018, Mandiri meraih pendapatan lain-lain senilai Rp 11,00 triliun, tumbuh 50,20% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 6,91 triliun. "Pendapatan lain-lain ini berasal dari entitas anak, Bank Syariah Mandiri (BSM), Mandiri Tunas Finance, dan BSM bahkan sudah mencadangkan NPF 100%, ini juga berkontribusi ke f
ee based income. Dan kami berharap, ke depan BSM bisa menjadi
flagship bank syariah," kata pria yang akrab disapa Tiko saat memaparkan kinerja Bank Mandiri 2018 belum lama ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi