Alibaba beli minoritas saham Meizu US$ 590 juta



HANGZHOU. Alibaba Group Holding Ltd. membeli saham minoritas Meizu Technology Co., produsen ponsel pintar (smartphone) asal China. Jumlah dana yang digelontorkan Alibaba tercatat berjumlah US$ 590 juta. Langkah ini ditempuh Alibaba agar bisa menyeruput pasar penjualan smartphone di China yang kini dikuasai oleh Xiaomi, Huawei Technologies Co Ltd, dan Lenovo Group. Tak terkecuali membuka persaingan dengan produsen smartphone kawakan utama dunia lain, seperti Apple Inc dan Samsung Electronic Co Ltd.

Meski hanya membeli saham minoritas, bukan berarti Alibaba tidak punya strategi jitu. Sebab lewat kepemilikan saham minoritas, Alibaba dan Meizu sepakat akan memproduksi smartphone yang menggunakan sistem operasi (operating system) YunOS milik Alibaba. YunOS akan menuntun para pengguna smartphone Meizu menggunakan situs belanja milik perusahaan e-commerce terbesar di dunia tersebut.

Seperti diberitakan Reuters, Senin (9/2), kerjasama ini juga memiliki nilai tambah bagi Meizu. Sebab, "Meizu akan mendapat akses saluran penjualan lewat e-commerce milik Alibaba dan sumber daya lain," sebut manajemen Meizu dan Alibaba dalam penyataan bersama.


Bagi Alibaba, angka pembelian saham Meizu senilai US$ 590 juta mungkin terbilang mahal. Sebab, Meizu sendiri belum mampu memperlihatkan kekuatan menghadapi persaingan dengan kompetitor yang lain. Berdasarkan catatan Nicole Peng, analis dari pusat data Canalys, pada kuartal pertama 2014 penjualan Meizu meningkat menjadi hampir 2 juta unit dari semula hanya ratusan ribu, dan menyumbang porsi penjualan di bawah 2% dari total penjualan smartphone di China.

Perlu dicatat, lima merek smartphone ternama dunia sudah mampu menguasai 60% pangsa pasar China. Analis menilai, aksi Alibaba merupakan pekerjaan yang berbiaya tinggi.

"Anda bisa melihat Alibaba membelanjakan US$ 590 juta untuk sedikit bereksperimen dan menanti dampak yang akan terjadi. Tapi ongkosnya masih terlalu mahal," ujar Michael Clendenin, Managing Director RedTech Advisors yang berkantor di Shanghai. Saat ini, di China ada sekitar 557 juta penduduk yang selalu terhubung dengan akses internet yang merupakan pasar potensial.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie