KONTAN.CO.ID - BEIJING. Alibaba Group Holding Ltd. berencana memecah kerajaan bisnis yang senilai US$ 220 miliar menjadi enam unit bisnis. Langkah Alibaba ini memisahkan induk perusahaan dari
e-commerce, media, hingga ke bisnis
cloud untuk beroperasi dengan otonomi yang jauh lebih besar, memperkokoh
spin-off ke depan dan debut pasar. Rencana ini lantas menjadi sebuah perubahan besar yang lebih menjanjikan untuk menghasilkan beberapa IPO. Pengumuman soal pemecahan bisnis Alibaba ini bertepatan dengan kembalinya salah satu pendiri, Jack Ma ke China setelah lebih dari satu tahun berada di luar negeri.
Ini jadi cara perusahaan internet seperti Alibaba untuk mempertahankan sebagian besar operasinya di bawah satu atap, mulai dari supermarket hingga
data center di bawah payung utama induk.
Baca Juga: Wall Street Turun Pada Selasa (28/3), Ada Aksi Ambil Untung di Sektor Teknologi Pemecahan ini juga merupakan sinyal kuat bahwa Alibaba siap menarik investor dan pasar publik, setelah tindakan keras pemerintahan Xi Jinping di sektor internet yang membuat perusahaan tersebut rugi US$ 500 miliar. Setelah restrukturasi ini, Group Chief Executive Officer Daniel Zhang akan memimpin divisi
cloud intelligence, sejalan dengan meningkatnya peran AI dalam portofolio
e-commerce. Di samping itu, dia akan terus menjalankan perusahaan induk. “Di umur 24 tahun, Alibaba menyambut peluang baru untuk tumbuh,” kata Zhang dilansir dari
Bloomberg, Rabu (29/3).
Baca Juga: Alibaba Menjual Saham Paytm Senilai US$ 125 Juta Lalu, Kepala Perdagangan Internasional Jiang Fan akan memimpin unit bisnis digital global. Sementara itu, Trudy Dai akan mengambil alih unit belanja online Taobao Tmall, termasuk unit lainnya seperti layanan lokal seperti jasa pengiriman makanan, grup logistik Cainiao, serta media digital dan hiburan. Sebelumnya, Alibaba telah sukses dengan
spin-off yang melepaskan Alipay pada tahun 2010. Langkah itu berujung pada pembentukan Ant Group Co, sebuah afiliasi
fintech yang dipimpin oleh Jack Ma dan hampir melakukan IPO dengan nilai terbesar di dunia sebelum pemerintahan Beijing menghentikannya.
Baca Juga: Alibaba Luncurkan Prediksi Tren Teknologi Teratas di 2023 Terlepas dari pembentukan unit bisnis tersebut, sebelumnya Alibaba menegaskan kembali mengenai pemotongan biaya yang telah dijanjikannya untuk menopang keuntungan. Asal tahu saja, pemerintahan Beijing telah mengontrol raksasa-raksasa teknologi di negara itu selama dua tahun terakhir dengan memaksa perubahan mendasar dalam model bisnis perusahaan, termasuk Alibaba. Restrukturisasi perusahaan induk jarang terjadi pada perusahaan teknologi besar di China. Desentralisasi lini bisnis perusahaan dan kekuatan pengambilan keputusan menjadi salah satu tujuan utama Beijing dalam tindakan kerasnya terhadap sektor teknologi.
Editor: Wahyu T.Rahmawati