KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan raksasa China Group Alibaba Holding Ltd menunjukkan performa ciamik. Perusahaan yang didirikan pengusaha Jack Ma ini melaporkan kenaikan pendapatan kuartal kedua yang lebih baik dari perkiraan 40% pada hari Jumat (1/11). Kinerja ini didukung oleh pertumbuhan yang kuat dalam bisnis e-commerce dan komputasi awan. Baca Juga:
Amerika Serikat menyita menyita aset senilai US$1 miliar dari buronan 1MDB Jho Low Alibaba terutama menghasilkan dengan menjual layanan iklan dan promosi kepada pedagang pihak ketiga yang mencantumkan produk di Taobao dan Tmall, dua situs e-commerce mereka. Total pendapatan Alibaba naik menjadi 119,02 miliar yuan atau setara US$ 16,91 miliar) pada kuartal kedua yang berakhir 30 September. Di periode sama pada tahun sebelumnya pendapatan mereka dari 85,15 miliar yuan. Analis sendiri memproyeksikan pendapatan Alibaba 116,8 miliar yuan, menurut data IBES dari Refinitiv. Sementara untuk laba bersih perusahaan yang diatribusikan kepada pemegang saham biasa naik menjadi 72,54 miliar yuan dari 20,03 miliar yuan, setahun sebelumnya karena kenaikan satu kali terkait kepemilikan saham di Ant Financial.
Baca Juga: Bidik dana US$ 15 miliar, Alibaba akan IPO pada bulan depan Penjualan dari bisnis e-commerce perusahaan naik sekitar 40% menjadi 101,22 miliar yuan, sementara bisnis cloud computing mencatat kenaikan 64% pendapatan menjadi 9,29 miliar yuan. Pendapatan Alibaba ini cukup sukses di tengah situasi perusahaan e-commerce termasuk saingannya JD.com Inc (JD.O) yang merasakan penjualan online melambat di tengah pasar jenuh di kota-kota terbesar China.
Termasuk kepercayaan konsumen terpukul dari perang perdagangan AS-China yang sedang berlangsung. Saham perusahaan yang terdaftar di AS naik lebih dari 2% menjadi US$ 180,25 dalam perdagangan sebelum penutupan Jumat (1/11).
Baca Juga: The Fed pangkas suku bunga, Bank Sentral Hong Kong hati-hati hadapi tantangan global Alibaba sendiri sudah menjadwalkan tetap melantai di bursa Hong Kong dengan mengincar dana US$ 15 miliar meski ada aksi demonstrasi besar-besaran.
Editor: Noverius Laoli