Alif masih menanti investor ATPM



JAKARTA. Niat Al Ijarah Finance Indonesia (Alif) memiliki mitra Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kembali mundur. Padahal, perusahaan pembiayaan murni syariah ini menargetkan sudah mendapat pinangan distributor dan pabrikan otomotif sejak semester I lalu. Efrinal Sinaga, Direktur Alif, mengatakan sebelumnya sudah ada ATPM yang tertarik membeli sebagian saham perusahaan. Namun, rencana ini terhadang karena tidak ada kecocokan harga.Seperti diketahui, Alif berencana menjual 49% sahamnya pada APTM. Sisanya 51% akan tetap digenggam induknya, Bank Muamalat. Alif mengungkapkan rencana ini sejak awal 2013.Rencana Alif memiliki investor ATPM adalah demi memperkuat bisnis ritel dan mengantisipasi kelanjutan penurunan bisnis pembiayaan. "Kami masih membuka peluang untuk ATPM motor atau mobil," ujar Efrinal, Rabu (11/9). Bisnis ritel atau konsumen Alif fokus pada pembiayaan kendaraan bermotor, termasuk pembiayaan multiguna.Pembiayaan syariah melambat sejak Maret lalu. Efrinal bilang, tren ini masih berlanjut. Sampai Agustus, pangsa pasar pembiayaan syariah hanya tersisa 6% dari total pangsa pasar pembiayaan, berbanding Maret sebesar 11%. Penurunan market share terutama karena kebijakan uang muka yang berlaku di pembiayaan syariah awal tahun ini. Penyebab berikutnya, penurunan penjualan otomotif terimbas kondisi makro yang tidak stabil. Terakhir, perbankan syariah semakin agresif menyalurkan pembiayaan. Walhasil, multifinance syariah memperlambat pembiayaan ke konsumen. Alifpun terkena imbas. "Posisi pembiayaan syariah memang semakin menurun," kata Efrinal. Jika setiap bulan Alif bisa mengucurkan pembiayaan Rp 100 miliar, per Agustus lalu, pembiayaan anjlok menjadi tinggal Rp 10 miliar. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset pembiayaan syariah per akhir Maret lalu sebesar Rp 27,92 triliun. Dalam dua bulan berikutnya, aset merosot 1,36%.

Sebelumnya, Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (AAPI), mengatakan akan ada transisi dalam pembiayaan syariah, setelah uang muka syariah tak lagi murah. Ke depan, pembiayaan syariah diprediksi akan stagnan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia