JAKARTA. Pasar finansial Indonesia dinilai masih menjanjikan hingga akhir tahun depan. Aliran dana asing diprediksi tetap akan membanjiri pasar saham dan obligasi Tanah Air. Proyeksi itu setidaknya diperkuat pernyataan Rating and Investment Information Inc (R&I), Kamis (18/10) lalu. Lembaga rating asal Jepang ini mengerek peringkat Indonesia menjadi BBB- dengan outlook stabil. Itu berarti, Indonesia sudah masuk ke kelompok
investment grade. Sebelum ini, Fitch Ratings di akhir 2011 juga menyematkan predikat investment grade bagi Indonesia, juga dengan mengerek rating ke BBB-. Sebulan kemudian, Januari 2012, giliran Moody's Investors Service yang mengganjar Indonesia ke layak investasi.
Moody's menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa3 dengan outlook stabil. "Aliran modal asing akan masuk ke pasar saham dan obligasi," ungkap Head of Debt Capital Market Trimegah Securities, Herdi Ranuwibowo. Di Bursa Efek Indonesia, sejak awal tahun hingga kemarin (
year-to-date), pemodal asing sudah mencetak pembelian bersih (
net buy) mencapai Rp 18,80 triliun.Adapun di surat utang negara, kepemilikan asing per Oktober 2012 telah mencapai Rp 245,25 triliun. Jumlah ini naik 10,05% dibandingkan posisi akhir 2011 yang senilai Rp 222,86 triliun. Di sisi lain, Indonesia tetap harus mewaspadai kemungkinan efek penurunan pasar global. Standard Chartered Equity Research baru saja memangkas outlook pasar saham Indonesia dari neutral menjadi
underweight. Alasan perubahan, margin yang diterima perusahaan cenderung menurun akibat kenaikan harga pangan dan melemahnya harga komoditas. Stanchart pun merekomendasikan pengalihan investasinya dari Indonesia ke Filipina. Kepala Riset Reliance Securities, Wilson Sofan, tak sependapat dengan Stanchart soal penurunan margin perusahaan akibat kenaikan harga pangan dan melemahnya harga komoditas. “Karena harga minyak masih stabil saja. Saya memandang pertumbuhan Indonesia masih positif,” kata dia. Wilson masih mempertahankan target IHSG di akhir 2012 di posisi 4.380 secara fundamental dan 4.445 hingga 4.485 secara teknikal. Adapun Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata menilai potensi kenaikan IHSG lebih terbatas daripada indeks di bursa kawasan. "Valuasi untuk bulan September, indeks bursa kita termasuk keempat termahal di Asia Pasifik dari sisi price-to-earning ratio (PER),” ungkap dia. Return bursa Filipina
year-to-date di atas 20% dengan PER antara 17 kali-18 kali. Sedangkan PER IHSG di atas 19 kali dengan return lebih rendah. “Pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi dibanding Filipina. Jadi wajar, dengan kondisi makro kita yang jauh lebih besar dari Filipina,” kata Felix.
Tapi dia tak khawatir dana asing keluar dari bursa domestik. Toh, sejak pertengahan tahun ini, dana asing sudah masuk ke pasar Asia. Cuma porsi ke Filipina dan Thailand mungkin lebih besar. Felix menilai market di 2013 terus bertumbuh. Ekonomi AS mengalami perbaikan. Tapi pelaku pasar perlu mencermati risiko yang bisa terjadi di Eropa dan China. Suhu politik Indonesia pada 2013 diperkirakan mulai memanas mendekati Pemilu 2014. “Tahun depan asing akan masuk ke pasar Indonesia, tapi 2014 akan
wait and see hasil pemilu,” ungkap Felix, seraya memprediksi return IHSG di 2013 berkisar 10%-12%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can