JAKARTA. Para penambaka di Bumi Dipasena, Lampung bisa segera bersiap menggenjot produksi mereka. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjanjikan mulai 2 November 2011 listrik sudah bisa mengalir ke bekas tambak PT Aruna Wijaya Sakti ini.Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengatakan, meskipun infrastruktur milik PLN di Bumi Dipasena saat ini belum siap, PLN tetap mengusahakan listrik masuk ke sana. “Waktu saya masih jadi Dirut PLN, saya sudah melakukan pembicaraan dengan pemilik pembangkit listrik yang lama dan dia bersedia PLN pakai,” kata Dahlan, Senin (24/10).Saat ini yang penting adalah bagaimana para penambak bisa menjadi pelanggan PLN. Setelah terdaftar sebagai pelanggan PLN maka para penambak sudah bisa memanfaatkan listrik untuk proses produksi mereka. "Dari segi kelistrikan sudah siap, hanya bagaimana cara para nelayan itu bisa menjadi pelanggan PLN, proses itu harus ditangani Kementerian Kelautan," kata Dahlan.Saat ini para penambak sudah mulai menghidupkan tambak dengan metode produksi tradisional yang tidak membutuhkan listrik. Dengan metode ini maksimal tebaran benur hanya 10.000 hingga 15.000 ekor per petak tambak, padahal dengan cara modern bisa mencapai 100.000 ekor benur per tambak.Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menjanjikan akan memberikan benur udang dalam waktu dekat. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Ketut Sugama, menambahkan, anggaran Rp 1,5 miliar untuk bantuan benur udang sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aliran listrik akan masuk tambak Bumi Dipasena pada 2 November
JAKARTA. Para penambaka di Bumi Dipasena, Lampung bisa segera bersiap menggenjot produksi mereka. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjanjikan mulai 2 November 2011 listrik sudah bisa mengalir ke bekas tambak PT Aruna Wijaya Sakti ini.Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengatakan, meskipun infrastruktur milik PLN di Bumi Dipasena saat ini belum siap, PLN tetap mengusahakan listrik masuk ke sana. “Waktu saya masih jadi Dirut PLN, saya sudah melakukan pembicaraan dengan pemilik pembangkit listrik yang lama dan dia bersedia PLN pakai,” kata Dahlan, Senin (24/10).Saat ini yang penting adalah bagaimana para penambak bisa menjadi pelanggan PLN. Setelah terdaftar sebagai pelanggan PLN maka para penambak sudah bisa memanfaatkan listrik untuk proses produksi mereka. "Dari segi kelistrikan sudah siap, hanya bagaimana cara para nelayan itu bisa menjadi pelanggan PLN, proses itu harus ditangani Kementerian Kelautan," kata Dahlan.Saat ini para penambak sudah mulai menghidupkan tambak dengan metode produksi tradisional yang tidak membutuhkan listrik. Dengan metode ini maksimal tebaran benur hanya 10.000 hingga 15.000 ekor per petak tambak, padahal dengan cara modern bisa mencapai 100.000 ekor benur per tambak.Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menjanjikan akan memberikan benur udang dalam waktu dekat. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Ketut Sugama, menambahkan, anggaran Rp 1,5 miliar untuk bantuan benur udang sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News