Alkindo Mengerek Kapasitas Produksi



JAKARTA. Produsen pengemasan PT Alkindo Naratama Tbk optimistis tahun ini penjualan bisa tumbuh 25,17% dibanding pencapaian tahun lalu. Perusahaan berkode saham ALDO ini mengincar para produsen makanan sebagai salah satu target pasar.

Kuswara, Direktur Tidak Terafiliasi Alkindo Naratama mengatakan, tahun ini, manajemen memasang target penjualan sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar. Sepanjang tahun lalu, penjualan ALDO bekisar Rp 279,6 miliar. Berarti rentang kenaikannya sebesar 7,29% hingga 25,17%. "Persentase kenaikan laba bersih diperkirakan sama seperti penjualan," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (26/6).

Sekedar informasi, laba bersih Alkindo tahun lalu sebesar Rp 9,31 miliar. Dengan demikian, tahun ini, manajemen berharap bisa mengantongi laba hingga Rp 11,65 miliar.


Hingga Juni 2013, penjualan perusahaan yang berbasis di Bandung, Jawa Barat ini, sudah mencapai Rp 100 miliar. Demi mengejar target, Alkindo akan mengerek produksi dari mesin-mesin yang sudah ada. Saat ini, total kapasitas terpasang mesin-mesin produksi ALDO sebesar 35.000 ton per tahun.

Memperluas pabrik

Di sisi lain, saat ini, kapasitas terpakai mesin sebesar 28.000 ton per tahun atau 80% dari total kemampuan produksi. Menurut Kuswara, pihaknya akan menggenjot tambahan produksi hingga 1.000 ton-2.000 ton. Dengan demikian, produksi hingga akhir tahun bisa mencapai 30.000 ton.

Hingga semester I-2013, produksi kertas kemasan Alkindo sudah mencapai separuh dari target, yaitu 15.000 ton. Peningkatan produksi ini dilakukan menyusul lonjakan permintaan dari sejumlah industri, khususnya industri makanan. "Tahun ini, kami fokus memperbesar paper core," kata Kuswara. Paper core merupakan jenis kemasan dari kertas yang biasa membungkus makanan ringan seperti Chiki. Selain paper core, Alkindo juga memproduksi jenis pengemas dari kertas lainnya seperti paper tube dan honey comb.

Paper tube digunakan untuk mengemas produk gulungan benang filamen. Sedangkan honey comb merupakan jenis pengemas yang permukaannya seperti sarang lebah. Produk ini biasanya digunakan sebagai bahan pengganti kayu.

Mayoritas pasar ALDO saat ini ada di domestik. Hanya antara 12%-15% produk yang dijual ke pasar luar negeri. Beberapa tujuan pasar global perusahaan antara lain, Malaysia, Thailand, dan Bangladesh. Kuswara bilang, pihaknya terus mencari sejumlah pembeli di pasar global, terutama di kawasan Asia.

Selain peningkatan produksi dari mesin yang sudah ada, Alkindo juga berupaya menambah kapasitas terpasang mesin. Korporasi yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh PT Golden Arista International ini berencana memperluas salah satu pabriknya.

Menurut rencana, bangunan ini akan berdiri di atas lahan seluas 3.000 meter persegi (m²). Kuswara mengaku belum mengetahui berapa kapasitas produksi tambahan dari hasil perluasan pabrik ini nanti. "Kami masih membicarakannya di internal," tuturnya.

Targetnya, perluasan pabrik sudah bisa dilakukan September 2013 mendatang. Untuk aksi korporasi ini, ALDO telah menyiapkan dana sekitar Rp 20 miliar. Sumber pendanaan diperoleh dari pinjaman bank dan kas internal. Porsinya sebesar 50:50. Berarti, perusahaan itu membutuhkan suntikan dana bank sekitar Rp 10 miliar. Sedangkan sisanya dipenuhi dana sendiri.

Mengutip laporan keuangan Alkindo, sepanjang tiga bulan pertama tahun 2013, posisi kas perusahaan itu sekitar Rp 8,43 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri