KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk masih gencar masih gencar melakukan diversifikasi produk. Emiten kertas dengan kode saham
ALDO tersebut berencana mengembangkan produk baru berupa tas kertas atau
paper bag pada tahun depan. Direktur Utama Alkindo Naratama Herwanto Sutanto mengatakan, produk
paper bag ALDO nantinya akan menyasar pelaku usaha ritel seperti toko swalayan, supermarket, dan lain-lain. Untuk tahap awal, penjualan produk
paper bag akan menyasar pelaku usaha ritel di DKI Jakarta dengan memanfaatkan momentum pelarangan kantong plastik sekali pakai yang diberlakukan di wilayah tersebut. “Kami manfaatkan momentum peluang yang ada di DKI Jakarta dulu, sesudah itu baru kami manfaatkan jalur distribusi kami di daerah seperti di Bali dan Medan,” kata Herwanto kepada Kontan.co.id, Rabu (7/10).
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melarang penggunaan kantong belanja plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.
Baca Juga: Jaga kinerja, Alkindo Naratama (ALDO) lakukan penyesuaian target pasar Seiring dengan pelarangan tersebut, Pemprov DKI Jakarta mewajibkan pelaku usaha di pusat perbelanjaan, pengelola toko swalayan, dan pelaku usaha di pasar rakyat untuk menyediakan kantong belanja ramah lingkungan secara tidak gratis yang dapat terbuat dari bahan kertas, kain, dan sebagainya. Menurut Herwanto, kantong belanja
paper bag memiliki keunggulan dari segi harga apabila dibandingkan dengan kantong belanja yang terbuat dari kain. Berdasarkan catatan Herwanto, kantong belanja kain umumnya memiliki rentang harga Rp 5.000-Rp 10.000 per
piece, tergantung pada ukuran dan bahan yang digunakan, sementara harga kantong belanja
paper bag umumnya hanya berkisar Rp 1.500-Rp 4.000 per
piece, tergantung ukuran dan ketebalannya. Oleh karenanya, ia mengaku cukup percaya diri bahwa
paper bag memiliki prospek pasar yang cukup menjanjikan. Saat ini, ALDO tengah berkomunikasi dengan target pengguna untuk mengetahui kebutuhan
paper bag di pasar. Informasi didalami meliputi ukuran, ketebalan, serta aspek-aspek
paper bag lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) optimistis target penjualan 5 juta pcs per bulan terpenuhi Nantinya, pengembangan produk
paper bag akan memanfaatkan sebagian belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sebesar Rp 6 miliar - Rp 7 miliar yang diperuntukkan khusus untuk pengembangan diversifikasi produk ALDO. Angka capex tersebut belum mencakup besaran capex yang dianggarkan untuk entitas anak usaha perusahaan.
Belanja modal untuk pengembangan produk baru
paper bag akan dialokasikan untuk membeli sarana yang dibutuhkan mulai dari mesin cetak alias
printing, mesin produksi, dan sebagainya. Adapun kegiatan produksi akan dilakukan dengan memanfaatkan ruang yang tersedia di pabrik ALDO yang sudah ada. Herwanto belum menyebutkan berapa rencana produksi
paper bag yang ingin dibidik pada tahun depan. Meski begitu, ia berujar bahwa perusahaan membidik target penjualan sekitar Rp 4,5 miliar per bulannya untuk produk
paper bag. “Kalau sudah operasi dan berjalan lancar, mungkin kami akan mencapai (target bulanan) Rp 4,5 miliar itu di semester kedua tahun 2021,” imbuh Herwanto.
Baca Juga: Tunda pembangunan pabrik kertas cokelat, ini yang dilakukan Alkindo Naratama (ALDO) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati