KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia, PT Alkindo Naratama Tbk (
ALDO) berhasil membukukan laba bersih Rp 60,15 miliar pada kuartal III-2022. Jumlah ini naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 53,80 miliar. Jika dilihat per kuartal (Q to Q) perolehan laba bersih perseroan pada kuartal III-2022 meningkat 45%, dimana laba bersih yang diperoleh pada periode Juli-September sebesar Rp 20,85 miliar meningkat pesat dibandingkan perolehan laba bersih pada periode April-Juni yang sebesar Rp 14,33 miliar. Peningkatan laba bersih ini diperoleh berkat penjualan bersih yang meningkat 6% (YoY) yakni dari Rp 1,04 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 1,10 triliun di tahun 2022. Total penjualan tersebut diperoleh dari penjualan sub sektor kertas yang meningkat 5% YoY menjadi Rp 729,55 miliar dan penjualan sub sektor kimia yang meningkat 7% YoY menjadi Rp 370.99 miliar.
Baca Juga: Di tengah Laju Inflasi, Alkindo (ALDO) Catatkan Kinerja Ciamik hingga Kuartal III Penjualan kertas masih menjadi segmen dengan kontribusi terbanyak terhadap penjualan bersih yakni 35% (Rp 392 milyar), disusul dengan penjualan kertas konversi 31% (Rp 337 milyar), penjualan polimer 19% (Rp 210 milyar), dan penjualan kimia sebesar 15% (Rp 160,69 milyar). Berdasarkan pencapaian di kuartal ketiga 2022 ini, ALDO optimistis dapat mencapai target pendapatan atau penjualan bersih tahun ini sebesar Rp 1,7 triliun. “Patut kita syukuri, bahwa dalam situasi dimana laju inflasi naik tinggi karena kenaikan harga bahan bakar minyak dan harga beberapa komoditas lainnya, ALDO mampu membukukan pertumbuhan positif baik penjualan maupun laba bersih. Kita harapkan kinerja positif ini bisa terus berlangsung hingga akhir tahun 2022,” kata Direktur Utama ALDO, H. Sutanto. Melihat pertumbuhan ini, perseroan menargetkan kenaikan pendapatan hampir dua kali lipat pada tahun 2023 mendatang. Tidak main-main perseroan menetapkan target pendapatan sebesar Rp 3 triliun di tahun 2023 atau naik 76% dari target tahun ini yang sebesar Rp 1,7 triliun.
Lebih lanjut mengenai ekspektasi pendapatan Rp 3 triliun pada tahun 2023 tersebut disampaikan H. Sutanto kepada Kontan (28/10) sejalan dengan rencana peningkatan kapasitas produksi perseroan.
"Ekspektasi pendapatan Rp 3 triliun pada tahun 2023 tersebut didasarkan pada rencana peningkatan kapasitas produksi mesin milik anak perusahaan kami, PT Eco Paper Indonesia (ECO). ALDO saat ini sedang dalam proses menambah mesin baru ECO yang akan mulai proses
commissioning pada kuartal IV 2022, dan diharapkan sudah berproduksi secara komersial pada awal 2023. Dari total kapasitas 75.000 ton per tahun pada 2021, ALDO berencana untuk meningkatkan kapasitas di ECO hingga 220,000 ton per tahun di tahun 2022 ini," kata H. Sutanto kepada Kontan (28/10). Saat ini perseroan tengah fokus dalam pengembangan
green product melalui
green process dengan menggunakan kertas daur ulang yang diproduksi anak perusahaannya PT Eco Paper Indonesia untuk menghasilkan berbagai macam produk. Kertas coklat seperti
kraft liner,
eco board, dan
core board adalah produk utama dari
Eco Paper yang menjadi bahan baku bagi industri kertas konversi. Pengembangan ini juga tidak luput melihat meningkatnya tren belanja
online serta
food delivery yang mendorong penggunaan
packaging yang lebih
sustainable. Perseroan melakukan strategi pengembangan usaha masuk ke pasar tas berbahan baku kertas atau
paper bag serta
paper box ke sektor FMCG,
food and beverages (F&B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .