JAKARTA. Hingga akhir November 2010, bisnis keagenan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia mampu mencetak gross written premium (GWP) atau premi bruto mencapai Rp 156,74 miloar. Angka itu naik 4,84% bila dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 149,5 miliar. Bisnis keagenan Allianz Utama didukung oleh lebih dari 1.500 agen aktif yang melayani lebih dari 53.000 pemegang polis. CEO Allianz Utama Indonesia Don Nguyen mengatakan, pihaknya memang mengupayakan pengembangan jalur distribusi keagenan. Hal ini sejalan dengan strategi Allianz Utama untuk mengembangkan bisnis ritel. Don Nguyen mengungkapkan, hampir 50% dari total premi bruto bisnis keagenan atau setara dengan Rp 78 miliar diperoleh dari basis pelanggan ritel. Itu berarti ada peningkatan 8% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 72 miliar. Sisa portofolio premi bruto berasal dari bisnis korporasi sebesar Rp 51,2 miliar, turun 4% dari tahun sebelumnya. Sementara bisnis dari usaha kecil menengah (UKM) Rp 27,5 miliar yang juga turun tipis dari tahun sebelumnya Rp 29,2 miliar.
Allianz cetak premi kotor Rp 156,74 miliar
JAKARTA. Hingga akhir November 2010, bisnis keagenan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia mampu mencetak gross written premium (GWP) atau premi bruto mencapai Rp 156,74 miloar. Angka itu naik 4,84% bila dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 149,5 miliar. Bisnis keagenan Allianz Utama didukung oleh lebih dari 1.500 agen aktif yang melayani lebih dari 53.000 pemegang polis. CEO Allianz Utama Indonesia Don Nguyen mengatakan, pihaknya memang mengupayakan pengembangan jalur distribusi keagenan. Hal ini sejalan dengan strategi Allianz Utama untuk mengembangkan bisnis ritel. Don Nguyen mengungkapkan, hampir 50% dari total premi bruto bisnis keagenan atau setara dengan Rp 78 miliar diperoleh dari basis pelanggan ritel. Itu berarti ada peningkatan 8% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 72 miliar. Sisa portofolio premi bruto berasal dari bisnis korporasi sebesar Rp 51,2 miliar, turun 4% dari tahun sebelumnya. Sementara bisnis dari usaha kecil menengah (UKM) Rp 27,5 miliar yang juga turun tipis dari tahun sebelumnya Rp 29,2 miliar.