JAKARTA. Allianz Life Indonesia bekerja sama dengan Bank Standard Chartered Indonesia (Stanchart) untuk memasarkan produk asuransi jiwa untuk kebutuhan perlindungan warisan keluarga. Produk ini dinamakan Smart Legacy, yang menargetkan premi US$ 100 juta atau sekitar Rp 1 triliun sampai akhir tahun ini. "Ini pertama ada asuransi seperti ini di Indonesia," klaim General Manager Wealth Management, Priority, International Banking & Country Marketing Head Consument Banking, Lanny Hendra, Selasa, (19/3).
Produk ini diposisikan sebagai instrumen yang bisa digunakan nasabah untuk menjaga warisannya terhindar dari risiko penyusutan nilai. "Karena siklus ekonomi dan iklim bisnis yang tidak menentu, utang, dan risiko kehidupan lainnya," ujar Wakil Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Handojo Kusuma. Smart Legacy merupakan produk asuransi dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dengan minimum uang pertanggungan US$ 300.000 dan premi US$ 100.000. Dikatakan Handojo, produk ini memberi jaminan tingkat pengembalian minimum 4% di 2 tahun pertama dan 2,5% pada tahun-tahun berikutnya. Ia bilang, produk ini dapat memberikan hasil yang lebih dari nilai yang dijamin. Sehingga, nasabah berpotensi mendapatkan nilai warisan yang lebih besar. Untuk itu, nilai akun yang dijamin minimal sebesar uang pertanggungan pada saat tertanggung mencapai usia 80 tahun.
Selain itu, Standard Chartered juga memberikan fasilitas pinjaman dana untuk pembayaran premi atau premium financing produk ini bagi para nasabah yang menginginkan uang pertanggungan tinggi. Namun, nasabah tersebut tetap dapat membayar premi secara mengangsur dengan bunga 1,25% fix pada tahun pertama dengan pembiayaan 70% dari premi. Stanchart sendiri berencana menyasar nasabah yang sudah ada. Namun juga tidak menutup kemungkinan untuk nasabah baru masuk dan mendaftar di produk ini. Perlu diketahui, Stanchart telah bekerja sama dengan 5 perusahaan asuransi. Lalu bancassurance berkontribusi sekitar 30-40% terhadap total dana kelola. Lanny mengatakan, wealth management juga berkontribusi sekitar itu terhadap konsumer banking. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri