JAKARTA. Di sepanjang tahun lalu, kinerja Allianz Indonesia terlihat moncer. Buktinya, pendapatan premi gabungan, yakni Allianz Utama Indonesia selaku asuransi umum, dan Allianz Life Indonesia yang bergerak pada lini usaha asuransi jiwa mencapai Rp 5,6 triliun, tumbuh 31% tahun sebelumnya Rp 4,3 triliun. Walhasil, laba yang masuk kantong pun semakin besar.Laba sebelum pajak meningkat sebanyak 40% dari Rp 239 miliar menjadi Rp 335 miliar hingga akhir tahun lalu. Sebagian besar, laba itu berasal dari Allianz Life menyumbang keuntungan sebesar Rp 296 miliar. Sementara, Allianz Utama Rp hanya menyumbang Rp 39 miliar. Tak heran, total aset perusahaan terkerek naik 33% menjadi Rp 12,1 triliun. Dari sisi kesehatan, tingkat kemampuan membayar klaim nasabah atawa rasio solvabilitas masih di atas ketentuan 120%. Allianz Umum memiliki solvabilitas 156%, sedang Allianz Life 505% . “Potensi pasar yang besar dan kami bisa menjalankan bisnis ini dengan baik, sehingga bisa tumbuh optimal," ujar Country Manager Allianz Indonesia Joachim Wessling yang juga Direktur Utama Allianz Life, Kamis (31/3).Ia merinci, kinerja paling apik adalah Allianz Life yang berhasil mendongkrak premi bruto 45% menjadi Rp 4,88 triliun. Peningkatan tersebut terutama didominasi oleh lini bisnis individu, diikuti oleh asuransi jiwa kumpulan, dan asuransi kesehatan. Seluruh aktivitas usaha asuransi jiwa itu ditopang 68% dari jalur distribusi bancassurance, sisanya 32% berasal dari keagenan.Sementara, Allianz Utama malah terlihat lebih lesu. Pendapatan premi bruto melorot 16,3%, menjadi Rp 757 miliar pada 2010 lalu. Walhasil, aset Allianz Utama ikut-ikutan merosot sebanyak 12,4% menjadi hanya sekitar Rp 785 miliar pada akhir tahun lalu.Direktur Utama Allianz Utama Don Nguyen mengungkapkan, penurunan pendapatan premi sebagai dampak dari perubahan strategi internal perusahaan yang fokus dalam meningkatkan portofolio bisnis dan hasil underwriting. Ini artinya, perusahaan memang tidak jor-joran dalam memperoleh premi. “Melainkan meningkatkan keunggulan pengelolaan risiko di seluruh lini usaha,” ujarnya.Ke depan, Allianz Indonesia optimis bisa terus meningkatkan kinerja. Manajemen menargetkan pendapatan premi premi gabungan meningkat 7,1% menjadi Rp 6 triliun. Manajemen akan menggenjot penjualan premi lewat seluruh kanal distribusi, terutama keagenan, dan melabelkan 14.000 tenaga agennya dengan lisensi yang sesuai dari asosiasi terkait.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Allianz Indonesia raup premi Rp 5,6 triliun
JAKARTA. Di sepanjang tahun lalu, kinerja Allianz Indonesia terlihat moncer. Buktinya, pendapatan premi gabungan, yakni Allianz Utama Indonesia selaku asuransi umum, dan Allianz Life Indonesia yang bergerak pada lini usaha asuransi jiwa mencapai Rp 5,6 triliun, tumbuh 31% tahun sebelumnya Rp 4,3 triliun. Walhasil, laba yang masuk kantong pun semakin besar.Laba sebelum pajak meningkat sebanyak 40% dari Rp 239 miliar menjadi Rp 335 miliar hingga akhir tahun lalu. Sebagian besar, laba itu berasal dari Allianz Life menyumbang keuntungan sebesar Rp 296 miliar. Sementara, Allianz Utama Rp hanya menyumbang Rp 39 miliar. Tak heran, total aset perusahaan terkerek naik 33% menjadi Rp 12,1 triliun. Dari sisi kesehatan, tingkat kemampuan membayar klaim nasabah atawa rasio solvabilitas masih di atas ketentuan 120%. Allianz Umum memiliki solvabilitas 156%, sedang Allianz Life 505% . “Potensi pasar yang besar dan kami bisa menjalankan bisnis ini dengan baik, sehingga bisa tumbuh optimal," ujar Country Manager Allianz Indonesia Joachim Wessling yang juga Direktur Utama Allianz Life, Kamis (31/3).Ia merinci, kinerja paling apik adalah Allianz Life yang berhasil mendongkrak premi bruto 45% menjadi Rp 4,88 triliun. Peningkatan tersebut terutama didominasi oleh lini bisnis individu, diikuti oleh asuransi jiwa kumpulan, dan asuransi kesehatan. Seluruh aktivitas usaha asuransi jiwa itu ditopang 68% dari jalur distribusi bancassurance, sisanya 32% berasal dari keagenan.Sementara, Allianz Utama malah terlihat lebih lesu. Pendapatan premi bruto melorot 16,3%, menjadi Rp 757 miliar pada 2010 lalu. Walhasil, aset Allianz Utama ikut-ikutan merosot sebanyak 12,4% menjadi hanya sekitar Rp 785 miliar pada akhir tahun lalu.Direktur Utama Allianz Utama Don Nguyen mengungkapkan, penurunan pendapatan premi sebagai dampak dari perubahan strategi internal perusahaan yang fokus dalam meningkatkan portofolio bisnis dan hasil underwriting. Ini artinya, perusahaan memang tidak jor-joran dalam memperoleh premi. “Melainkan meningkatkan keunggulan pengelolaan risiko di seluruh lini usaha,” ujarnya.Ke depan, Allianz Indonesia optimis bisa terus meningkatkan kinerja. Manajemen menargetkan pendapatan premi premi gabungan meningkat 7,1% menjadi Rp 6 triliun. Manajemen akan menggenjot penjualan premi lewat seluruh kanal distribusi, terutama keagenan, dan melabelkan 14.000 tenaga agennya dengan lisensi yang sesuai dari asosiasi terkait.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News