Allianz Life Catat Premi Turun 5% di Juni 2023, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Allianz Life Indonesia mencatat adanya penurunan pendapatan premi pada bulan Juni 2023 lalu. Penurunan pendapatan premi ini disebabkan adanya penurunan pada premi tunggal produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink.

Direktur dan Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia Edwin Prayitno menyebutkan total premi perseoran per Juni 2023 sebesar Rp 6,9 triliun, turun 5% year on year (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ini karena penurunan pada premi tunggal produk PAYDI,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7).


Baca Juga: Allianz Indonesia Ajak Media Berkolaborasi Tingkatkan Literasi & Penetrasi Asuransi

Berdasarkan data Infovesta, beberapa produk unitlink Allianz Life Indonesia tercatat memberikan imbal hasil (return) di atas rata-rata industri per Juni 2023.

Di antaranya, pada produk unitlink pendapatan tetap ada smartwealth dollar US bond fund memberikan return sebesar 5,42% ytd, unitlink campuran ada produk smartwealth dollar multi asset fund dengan return 9,29%.

Berikutnya, pada unitlink saham smartwealth dollar equity world opportunities funds US$ dengan rerturn 31,46% ytd, dan dari produk unitlink pasar uang ada smartwealth liquiflex LQ45 Class B Fund dengan return 2,99%

Edwin mengungkapkan, dari sisi total weighted premium perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,3% yoy dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sedangkan Annualized Premium Equivalent (APE) sebesar Rp1,96 triliun, bertumbuh 33%,” ungkapnya.

Baca Juga: OJK Benahi Aturan Asuransi, Allianz Life Siap Patuhi

Edwin bilang, di semester II-2023 ini pihaknya untuk memproyeksikan total premi mencapai double digit, di mana lebih dari 70% merupakan premi dari produk PAYDI.

“Langkah strategis, antara lain terus menyediakan produk dan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah, melakukan transformasi digital untuk meningkatkan kepuasan nasabah dan mitra bisnis, serta mengembangkan infrastruktur teknologi informasi yang kuat untuk mendukung proses bisnis,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi