Allianz Life Sebut Penjualan Produk Via Digital Porsinya Masih Kecil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) menyebut penjualan produk via digital porsinya masih kecil. Direktur Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo mengatakan kontribusinya untuk penjualan produk via digital pada 2023 tidak sampai 1%. 

"Penjualan digital di industri asuransi jiwa saat ini juga porsinya memang tak terlalu besar, sekitar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar saja, pokoknya enggak sampai Rp 1 triliun. Share di industri asuransi jiwa itu enggak sampai 1%," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (6/2).

Meski saat ini belum berkontribusi besar, Bianto mengatakan pihaknya akan tetap mencoba menggali potensi penjualan digital di masa depan.


"Kami di Allianz antisipasi untuk masa depan dan kami harus coba pokoknya harus menjadi yang paling mengerti. Jadi, nantinya kami sudah siap," ujarnya.

Baca Juga: Return Unitlink Pasar Uang Paling Tinggi pada Januari 2024

Bianto menerangkan, saat ini Allianz Life telah mengeluarkan inovasi melalui kerja sama dengan Grab. Dia bilang pihaknya bekerja sama dengan Grab menyediakan asuransi kesehatan untuk pengemudi dengan membeli lewat digital aplikasi.

Bianto menjelaskan asuransi kesehatan yang disediakan untuk pengemudi Grab hanya dipatok satu hari cuma Rp 3.000. 

"Sebab, menyesuaikan pendapatan dari pengemudi Grab juga. Kalau dipatok bulanan atau tahunan, uangnya mungkin sudah terpakai lebih dahulu, tetapi kalau setiap hari dipotong Rp 3.000, itu lebih enteng," ungkapnya.

Mengenai asuransi kesehatan tersebut, Bianto menyampaikan semisal pengemudi Grab itu sakit bisa langsung ke rumah sakit yang sudah masuk dalam daftar Allianz Life. Dia menyatakan untuk saat ini asuransi tersebut baru tersedia untuk pengemudi Grab saja.

Akan tetapi, dia mengatakan ada juga asuransi digital untuk penumpang, tetapi penjualannya itu lewat e-commerce dan bank.

Adapun Allianz Life mencatatkan Gross Written Premium (GWP) 15 triliun pada 2023 (unaudited). Total Asset (unaudited) sebesar 36,8 triliun dan posisi Risk Based Capital atau RBC (unaudited) 290% pada 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat