Allianz Utama akan memperbesar sektor ritel



JAKARTA. Semakin banyak industri asuransi yang melirik sektor ritel. Setelah PT Zurich Insurance Indonesia, kini giliran PT Asuransi Allianz Utama Indonesia yang akan mengembangkan bisnis penjaminan risiko lewat pasar ritel. Allianz Utama akan memperbesar porsi ritel di kisaran 20% hingga akhir tahun nanti. Per Juni lalu, porsi ritel Allianz Utama sudah berkembang menjadi 17% dari periode yang sama tahun lalu.Sementara, bisnis dari korporat tercatat masih mendominasi, yakni sebanyak 79% dari total pendapatan premi yang sebesar Rp 400 miliar. Porsi ini sama sekali tidak mengalami perubahan dari posisi sebelumnya. Maklum, pasar korporat memang core bussines perusahaan patungan asal Jerman tersebut. Sisanya, berasal dari sektor pasar usaha kecil dan menengah (UKM) yang pada separo pertama tahun ini turun menjadi sekitar 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 6%. “Perseroan ingin mengembangkan pasar ritel tanpa meninggalkan bisnis dari korporat dan UKM,” ungkap Direktur Utama Allianz Utama Don Nguyen kepada KONTAN akhir pekan lalu. Ada pun lini usaha dari pasar ritel, antara lain asuransi kendaraan bermotor, kesehatan dan kecelakaan diri, termasuk properti (rumah tinggal). Sedangkan, bisnis pasar korporat, diantaranya properti (gedung perkantoran, pabrik, pusat perbelanjaan, perhotelan), marine, engineering, serta kesehatan. Wakil Direktur Utama Allianz Utama Indonesia Victor Sandjaja mengatakan, sebetulnya, upaya memperbesar porsi ritel lantaran pertumbuhan lini bisnisnya kian melaju pesat. Tengok saja, asuransi kendaraan bermotor yang dikelolanya tercatat naik 73% menjadi Rp 110,859 miliar hingga akhir Juni 2011. Hal serupa juga terjadi pada lini usaha aneka (kecelakaan diri, kesehatan, perjalanan). Bisnis ini membukukan pertumbuhan sebanyak 44% menjadi Rp 86,306 miliar pada semester pertama tahun ini. sedangkan properti tercatat turun 15% disusul lini usaha marine 21% dan engineering 27%. Kendati demikian, penurunan pada tiga lini usahanya tersebut tak terlepas dari strategi bisnis perseroan yang lebih selektif dalam menutup pertanggungan. Tujuannya tak lain adalah untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko, terutama risiko-risiko besar. Selain itu, Victor menambahkan, transaksi bisnis dari pasar korporasi kerap menggunakan mata uang asing yang apabila dikonversikan ke mata uang rupiah nilainya menyusut. “Sehingga, pertumbuhannya terkesan melambat atau bahkan melorot. Padahal, tidak selamanya demikian,” ujarnya. Sekadar informasi saja, sebelumnya, Direktur Utama Zurich Insurance Indonesia Sancoyo Setiabudi juga mengaku ingin lebih serius menggarap pasar ritel. “Dari posisi saat ini yang masih didominasi pasar korporat, kami berharap bisa mengembangkan porsi ritel menjadi fifty-fifty,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can