KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang tak menentu karena konflik Timur Tengah hingga rencana kebijakan tarif dagang yang digaungkan Presiden Amerika Serikat (AS) Terpilih Donald Trump diperkirakan akan menjadi tantangan bagi industri perasuransian Tanah Air pada 2025. Khususnya, bagi perusahaan asuransi yang berkecimpung di lini bisnis asuransi marine cargo. PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) tak memungkiri sejumlah tantangan global itu tentunya akan berdampak terhadap kinerja lini asuransi marine cargo pada 2025. Direktur dan Chief Technical Officer Allianz Utama Indonesia Ignatius Hendrawan mengatakan konflik atau perang dapat menyebabkan pembatasan pengiriman di berbagai wilayah.
Baca Juga: Great Eastern General Insurance Catat Pendapatan Premi Tumbuh Dobel Digit pada 2024 "Dengan demikian, dapat menurunkan volume pengiriman yang dapat berimbas pada menurunnya pembelian asuransi marine cargo," ujarnya kepada Kontan, Selasa (14/1). Ignatius menerangkan konflik atau perang juga bisa meningkatkan risiko kerusakan barang atau klaim. Untuk menyesuaikan adanya risiko tersebut, dia bilang pada umumnya perusahaan asuransi akan menyesuaikan premi atau membatasi jaminan pada polis terkait daerah konflik. Lebih lanjut, Ignatius menyampaikan salah satu dampak dari tarif perdagangan yang diterapkan oleh Amerika Serikat adalah meningkatnya biaya logistik, sehingga akan menurunkan margin pelaku bisnis. Hal itu akan berdampak pada permintaan dari pelaku bisnis untuk penurunan rate atau harga asuransi marine cargo di industri asuransi. Terkait hal tersebut, Ignatius mengatakan upaya mitigasi perusahaan adalah tetap selektif dalam memilih risiko asuransi marine cargo. Salah satunya melakukan sanction country list check untuk semua penawaran asuransi marine cargo yang diterima dan pembatasan pengiriman ke wilayah perang. Baca Juga: Great Eastern General Targetkan Premi Asuransi Marine Cargo Tumbuh 13% pada 2025