KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Allo Bank Indonesia Tbk memimpin pembiayaan pinjaman sindikasi senilai Rp 3,7 triliun, bersama PT Bank Mega Tbk, kepada PT SKPlasma Core Indonesia. Pembiayaan ini ditujukan untuk mendukung pembangunan fasilitas fraksionasi plasma darah pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. PT SKPlasma Core Indonesia merupakan perusahaan patungan antara SK Plasma, anak usaha SK Group asal Korea Selatan, dan Indonesia Investment Authority (INA). Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur produk obat derivat plasma (PODP).
Chief Wholesale & Treasury Allo Bank Yogi Bima Sakti mengatakan, proyek tersebut merupakan investasi jangka panjang yang strategis bagi ketahanan kesehatan nasional.
Baca Juga: Allo Bank dan Bank Mega Danai Pabrik Plasma Darah Senilai Rp 3,7 Triliun “Fasilitas fraksionasi plasma ini diharapkan menjadi pilar penting dalam ekosistem kesehatan nasional, khususnya dalam memastikan ketersediaan produk turunan plasma berkualitas bagi pasien di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/12/2025). Inisiatif ini bertujuan meningkatkan ketersediaan produk turunan plasma darah dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor. Selain itu, proyek ini juga diharapkan mampu mendorong penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia, serta membuka peluang ekspor di masa mendatang. Sebelumnya, pada 8 Desember 2025, PT SKPlasma Core Indonesia meluncurkan dua produk PODP nasional, yakni SK GammaBio dan SK Albumin, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI. Kedua produk tersebut diproduksi dari plasma donor dalam negeri. SK GammaBio merupakan terapi imunoglobulin berbasis plasma untuk penanganan imunodefisiensi dan penyakit autoimun, sementara SK Albumin digunakan untuk berbagai kondisi klinis, seperti luka bakar, sirosis hati, dan syok hemoragik. Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menambahkan, partisipasi Bank Mega dalam pinjaman sindikasi ini sejalan dengan komitmen CT Corp dalam mendukung pembangunan sektor kesehatan nasional.
Baca Juga: Allo Bank dan Bank Mega Danai Pabrik Plasma Darah Rp 3,7 T “Pembangunan fasilitas fraksionasi plasma ini mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat kemandirian kesehatan, khususnya terkait penyediaan plasma darah yang aman, berkualitas, dan berkelanjutan,” katanya. Presiden Direktur PT SKPlasma Core Indonesia Ted Hyunho Roh menyebut, proyek ini menandai dimulainya produksi PODP di dalam negeri secara komersial. Menurutnya, investasi tersebut akan membangun kapasitas produksi berkelanjutan sekaligus memperkuat keahlian teknologi dan infrastruktur kesehatan nasional. Sementara itu, Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah menilai pembangunan fasilitas ini menjadi langkah penting dalam memperkuat ketahanan kesehatan Indonesia dalam jangka panjang. “Lebih dari sekadar pembangunan fasilitas, proyek ini membangun fondasi industri, mulai dari kepastian pasokan, standar mutu, hingga tata kelola produksi,” ujarnya.
Ke depan, ketersediaan produk turunan plasma buatan dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keandalan rantai pasok obat-obatan nasional, sejalan dengan Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News