JAKARTA. Pemerintah serius membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan mengentaskan ketimpangan pasokan dengan kebutuhan (backlog), pada 2015 mendatang. Keseriusan itu ditunjukkan dengan peningkatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) perumahan sebesar Rp 7 triliun dan dilanjutkannya kembali program kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Menurut Direktur Utama Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Budi Hartono, program KPR FLPP akan diteruskan kembali. Hal ini mempertimbangkan kebutuhan semakin meningkat.
Alokasi FLPP tahun depan Rp 5,1 triliun
JAKARTA. Pemerintah serius membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan mengentaskan ketimpangan pasokan dengan kebutuhan (backlog), pada 2015 mendatang. Keseriusan itu ditunjukkan dengan peningkatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) perumahan sebesar Rp 7 triliun dan dilanjutkannya kembali program kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Menurut Direktur Utama Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Budi Hartono, program KPR FLPP akan diteruskan kembali. Hal ini mempertimbangkan kebutuhan semakin meningkat.