Alokasi gas dalam negeri ditambah



JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis pasar domestik akan menyerap maksimal pasokan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG). Tahun ini, SKK Migas menetapkan alokasi penyaluran gas untuk memenuhi pasar domestik sebanyak 4.144  british thermal unit per day (bbtud). Sementara alokasi gas untuk pasar ekspor sebanyak 2.561 bbtud.

Kepala Sub Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro menyatakan, alokasi domestik tahun ini meningkat dibandingkan dengan alokasi gas alam pada tahun 2015.

"Kami optimistis karena kami merencanakannya dengan mempertimbangkan kebutuhan domestik, dan berapa kargo di pasar spot," ujar Elan kepada KONTAN, Rabu (3/2).


Sebagai gambaran, tahun lalu, Indonesia mengekspor LNG sebanyak 3.063 bbtud atau  setara dengan 47% dari total produksi gas nasional. Adapun pasar domestik mendapatkan jatah LNG  ebanyak 3.848 bbtud atau sekitar 53% dari total produksi gas dalam negeri.

Elan menambahkan, tahun lalu semestinya penyerapan gas domestik bisa lebih besar. Namun, gara-gara ekonomi lesu, pasar domestik tak optimal menyerapnya. 

Dia menyatakan, ada sejumlah gas alam yang tidak terserap. Misalnya, LNG yang berasal dari Kilang Badak di Bontang sebanyak 16 kargo, dan dua kargo dari Kilang Tangguh di Papua.

Tahun ini ada sekitar 12 kargo LNG dari Train I dan II  Kilang Tangguh yang sedang dalam proses tender. Ia menegaskan pemerintah tak bisa asal menjual LNG tersebut dengan harga murah. "Kami masih mencari harga terbaik supaya pendapatan ke negara dapat lebih tinggi," ujar Elan tanpa memerinci target penerimaan negara dari proses tender ini.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, dari sejumlah LNG yang dilelang, sebanyak 12 kargo itu sudah dibeli oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). "Iya, tahun ini sebanyak 12 kargo diberikan ke PGN," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (3/2). Namun, dia tidak bersedia memberikan perincian harganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia