Alokasi impor beras Bulog 1 juta ton, Kemenko ekonomi: Untuk jaga stok tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah mengalokasikan impor beras sebesar 1 juta ton kepada Bulog. Alokasi impor ini terbagi 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton sesuai kebutuhan Bulog.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menerangkan, alokasi impor yang diberikan tersebut untuk menjaga pasokan beras tetap aman hingga akhir tahun. Menurut Musdalifah impor ini sudah mempertimbangkan kebutuhan beras masyarakat.

"Sudah diperhitungkan kebutuhan per bulan kita 2,7 juta ton. Ini untuk menjaga stok yang dipersiapkan sampai dengan akhir tahun beras aman. Jadwal masuknya disesuaikan, dan Mendag dengan Bulog untuk mempertimbangkan hal-hal tersebut," ujar  Musdhalifah kepada Kontan.co.id, Jumat (5/3).


Musdhalifah mengatakan alokasi yang diberikan ini bersifat jangka panjang atau hingga akhir tahun 2021. Realisasi impor akan diserahkan kepada Bulog dan Kementerian Perdagangan sesuai dengan stok beras yang dimiliki dan kebutuhan.

"Bulog dan [Kementerian] Perdagangan yang akan mengatur dan mempertimbangkan untuk antisipasi pandemi yang berkepanjangan dan ketersediaan stok beras pemerintah," tambahnya.

Baca Juga: Jaga ketersediaan beras, pemerintah akan impor beras 1 juta ton

Rencana impor ini ada dalam paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Kerja Kemendag, Kamis (4/3). Dalam paparan tersebut diungkapkan, impor beras sekitar 1 juta ton menjadi salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan stok beras sebesar 1 juta ton hingga 1,5 juta ton, setelah adanya bansos beras PPKM, antisipasi dampak banjir dan pandemi Covid-19.

Selain melalui impor, upaya menjaga ketersediaan stok beras tersebut dilakukan melalui penyerapan gabah oleh Bulog dengan target setara beras 900.000 ton pada saat panen raya Maret hingga Mei 2021 dan 500.000 ton pada Juni hingga September 2021.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas memproyeksi bahwa produksi beras tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Karenanya dia meminta supaya tidak ada wacana impor tahun ini.

"Produksi tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2020, sehingga terjadi kelebihan stok di tahun 2021. Untuk itu pemerintah tidak perlu ada wacana impor," ujar Dwi.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan pada Januari-April 2021 potensi produksi beras akan mencapai 14,54 juta ton, meningkat 26,84% dibandingkan produksi beras di Januari-April 2020 yang sekitar 11,46 juta ton.

Selanjutnya: Jumlah serapan beras Bulog hingga akhir Februari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi