KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa vokasi persiapan penempatan kerja
hospitality dan pengelola hotel terpadu, PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) memutuskan untuk mengalokasikan laba bersih tahun buku 2021 sebesar Rp 730,96 juta sebagai laba ditahan (
retained earnings) dan belum akan membagikan dividen kepada pemegang saham. Kendati demikian, perseroan sudah lebih dahulu membagikan dividen pada Tahun Buku 2020 sebesar Rp 9 miliar dari laba bersih yang diperoleh. Keputusan itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar secara virtual pada Kamis (28/7/2022) yang diakhiri dengan paparan publik. RUPST juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2021 dan penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2022. Laporan keuangan audit 2021 IDEA menunjukkan, perseroan masih menyimpan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp 1,30 miliar, angkanya melesat 123% dari saldo tahun sebelumnya hanya Rp 584,21 juta.
Sepanjang tahun lalu, IDEA mencatatkan laba bersih yang turun dari laba bersih tahun 2020 sebesar Rp 7,15 miliar. Meski laba turun, perseroan mampu meraih pendapatan Rp 15,36 miliar, naik 5,42% dari tahun 2020 sebesar Rp 14,57 miliar.
Baca Juga: Semester I 2022, Penjualan Sariguna Primatirta (CLEO) Melesat 24% Direktur Utama IDEA, Eko Desriyanto, mengungkapkan keputusan pembagian dividen dipengaruhi oleh rencana investasi, ekspansi, keadaan keuangan, dan persyaratan lainnya. Namun, perseroan berkomitmen akan membagikan dividen kepada pemegang saham dalam tahun-tahun mendatang, terutama setelah pandemi covid berlalu seperti sekarang ini. Tahun lalu, katanya, proyeksi bisnis yang telah dibuat perusahaan belum dapat direalisasikan dengan baik lantaran kasus COVID-19 varian Omicron belum dapat dikendalikan hingga akhir 2021. “Dividen tergantung pendapatan, likuiditas, operasional, rencana belanja modal, peluang akuisisi, prospek bisnis dan ekspansi, serta faktor lain yang relevan,” kata Eko dalam keterangannya, Jumat (29/7). Dengan relatif meredanya covid-19 tahun ini, Eko optimitis prospek bisnis perseroan dan anak usahanya akan terkerek naik. Saat ini bisnis utama perusahaan pada jasa vokasi
hospitality ditopang oleh 2 anak usahanya, yaitu PT Aidia Indonesia Propertindo (AIP) di bisnis properti, dan PT IDeA Hospitality Management (IHM) di bidang operator perhotelan Menurut Eko, momentum lompatan bisnis jasa vokasi IDEA sangat terbuka luas saat pandemi berakhir. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran terbuka per Februari 2022 mencapai 8,40 juta orang atau tingkat pengangguran terbuka (TPT) 5,83%. Dari angka ini didominasi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Eko menilai lulusan SMK dan SMA dengan jumlah besar setiap tahunnya, merupakan pasar potensial untuk mengikuti Program Persiapan Penempatan Kerja yang disediakannya agar menjadi
professional handar dan berkarakter yang banyak dibutuhkan oleh anak usahanya, group maupun mitra afiliasi yang bergerak di bidang perhotelan, kuliner,
pastry–bakery, dan
creative economy.
Ekspansi 2022
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Keuangan IDEA, Dody Arifianto, mengungkapkan pendapatan perusahaan tahun lalu paling besar ditopang oleh penjualan jasa vokasi sebesar Rp 9,69 miliar atau 63% dari total pendapatan. Berikutnya, pendapatan dari bisnis makanan dan minuman Rp 2,86 miliar (18,62%), kamar hotel Rp 2,67 miliar (17.38%), sisanya dari pendapatan lain-lain.
Baca Juga: Pendapatan Spindo (ISSP) Melonjak 44,84% pada Semester I 2022 “Kinerja arus kas kami juga mencatatkan kenaikan neto kas dan setara kas sebesar Rp 18,3 miliar, surplus untuk kas neto. Sedangkan, kas neto untuk aktivitas investasi yakni Rp 14,8 miliar, ini adalah pembayaran uang muka penyelesaian pembangunan asrama dan Aidia Grande Hotel yang sedang berjalan,” kata Dody. Kini, setelah saham IDEA
listing di BEI 9 September 2021, perseroan juga akan segera menyelesaikan asrama dan hotel yang dikelola anak usaha. Dalam IPO, perseroan menawarkan 212.487.500 saham dengan harga Rp 140/saham dan meraih dana sebesar Rp 29,74 miliar. Realisasi penggunaan dana IPO per 30 Juni 2022 yakni sebesar Rp 15 miliar untuk penyertaan saham, Rp 5 miliar untuk penyelesaian pembangunan asrama, dan Rp 1,44 miliar untuk modal kerja anak usaha sehingga sisa dana Rp 5 miliar.
“Kami telah merealisasikan sebagian penggunaan dana IPO untuk penyelesaian pembangunan asrama, setoran modal ke PT Aidia Indonesia Propertindo, pembukaan cabang Jawa Timur, survei pendahuluan untuk pembukaan cabang Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, serta untuk biaya operasional perusahaan,” kata Dody. Eko menegaskan perseroan fokus melakukan kombinasi
offline dan
online strategy 2022 untuk menjaga tren pertumbuhan pendapatan yang positif. Selain bekerjasama dengan hotel, pembukaan cabang di berbagai wilayah di Pulau Jawa juga akan bekerjasama dengan pesantren dengan Program Santri Kompeten. IDEA akan membangun Pusat Persiapan Kerja dan Wirausaha Santri bekerjasama dengan 30 Pesantren besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Program Santri Kompeten menargetkan 500 peserta program dari masing-masing pesantren, sehingga berpotensi menjaring 15.000 peserta Program Santri Kompeten. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi