JAKARTA. Isi pidato Presiden AS Donald Trump, yang mengajukan anggaran infrastruktur, menjadi angin segar bagi aluminium. Selasa (28/2), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,26% jadi US$ 1.924 per metrik ton. Bahkan dalam sepekan, harganya melesat 2,1%.Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto membenarkan, harga aluminium menguat berkat pidato Trump yang menegaskan akan menggelontorkan US$ 1 triliun pada sektor infrastruktur. "Rencana ini bisa memperkuat harga aluminium dalam jangka pendek," ujar dia, Rabu (1/3).Pembatasan volume produksi aluminium di China juga masih akan mendorong naik harga. Negeri Tirai Bambu tersebut telah memerintahkan 28 kota penghasil aluminium di daerah utara mengurangi produksi demi menekan angka polusi. Jika rencana tersebut berjalan, maka produksi dari 28 kota tersebut akan berkurang lebih dari 30%.
Memang, Januari lalu terjadi banjir pasokan aluminium dari China. Tetapi ternyata hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap harga aluminium. Produksi yang berlebih tersebut rencananya hanya akan disimpan dan tidak akan diolah menjadi produk lanjutan, sehingga pasokan aluminium global tetap tidak bertambah banyak. Membaiknya indeks belanja sektor manufaktur Tiongkok di bulan Februari juga bisa menjaga harga. Indeks belanja manufaktur menembus level 51,7. Menurut Andri, dengan adanya pertumbuhan ini, sampai akhir Maret harga aluminium masih akan mengalami penguatan.